Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Orang Takut Medical Check Up?

16 Maret 2023   14:51 Diperbarui: 16 Maret 2023   15:08 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeriksaan tekanan darah termasuk dalam bagian medical check up. (Foto: Unsplash.com/Mufid Majnun)

Secara definisi, medical check up adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh.

Biasanya, medical check up dilakukan untuk mendeteksi secara dini potensi penyakit apa yang akan menjangkiti seseorang.

Pemeriksaan ini bisa melalui cek jumlah sel darah, kadar gula atau senyawa penanda lain yang mengisyaratkan adanya penyakit, tekanan darah, atau tes fungsi organ.

Pemeriksaan kesehatan rutin ini bisa dilakukan secara berkala, mulai tiap bulan atau bahkan setahun sekali.

Dari sini, dokter akan mengetahui kondisi kesehatan yang dialami oleh orang yang memeriksakan diri.

Namun, tidak semua masyarakat berani atau berkenan untuk medical check up, bahkan lebih memilih untuk meremehkan.

Memang, berpikir postif itu perlu, tetapi jika terlalu menganggap remeh suatu gejala, jatuhnya sudah menjadi toxic positivity.

Menganggap remeh gejala suatu penyakit justru akan memperparah penyakit yang menjadi penyebab gejala tersebut.

Ketakutan yang paling dicemaskan oleh kebanyakan masyarakat adalah kabar buruk tentang potensi masalah kesehatannya.

Padahal, mengetahui penyakit sedini mungkin jauh lebih penting karena penyakit tersebut bis diantisipasi sedini mungkin agar potensi keparahan bisa lebih ditekan.

Misal, ketika didiagnosis berpotensi memiliki diabetes mellitus tipe 2, seseorang akan diminta untuk memperbaiki pola hidup dan makan, seperti mengurangi glukosa.

Bahkan, jika lebih parah lagi seperti terdiagnosis kanker, jika terdeteksinya saat stadium 2 ke bawah, pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin.

Beda cerita jika seseorang menuruti rasa takut untuk medical check up, ketika sudah terdeteksi, penyakitnya akan lebih parah.

Bukan hanya produktivitas dan kualitas hidup yang menurun, juga biaya kesehatan menjadi lebih bengkak dan belum tentu bisa memperpanjang angka harapan hidup.

Padahal, medical check up saja sudah makan biaya banyak, apalagi jika tidak pernah sama sekali dan apesnya penyakit tersebut sudah parah.

Misalkan saja, karena menuruti rasa takut, akhirnya berani memeriksakan diri saat ternyata sudah terdeteksi kanker stadium akhir.

Memang, keduanya memiliki kadar ketakutan yang sama, tetapi kosekuensinya berbeda, tergantung mana yang akan menjadi prioritas.

Ada benarnya apabila mencegah lebih baik daripada mengobati, karena mencegah saja belum tentu berhasil apalagi mengobati, terlebih jika sudah parah.

Untuk itu, perlu mempertimbangkan matang-matang tentang rasa ketakutan mana yang harus dilawan demi masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun