Bahkan, jika lebih parah lagi seperti terdiagnosis kanker, jika terdeteksinya saat stadium 2 ke bawah, pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin.
Beda cerita jika seseorang menuruti rasa takut untuk medical check up, ketika sudah terdeteksi, penyakitnya akan lebih parah.
Bukan hanya produktivitas dan kualitas hidup yang menurun, juga biaya kesehatan menjadi lebih bengkak dan belum tentu bisa memperpanjang angka harapan hidup.
Padahal, medical check up saja sudah makan biaya banyak, apalagi jika tidak pernah sama sekali dan apesnya penyakit tersebut sudah parah.
Misalkan saja, karena menuruti rasa takut, akhirnya berani memeriksakan diri saat ternyata sudah terdeteksi kanker stadium akhir.
Memang, keduanya memiliki kadar ketakutan yang sama, tetapi kosekuensinya berbeda, tergantung mana yang akan menjadi prioritas.
Ada benarnya apabila mencegah lebih baik daripada mengobati, karena mencegah saja belum tentu berhasil apalagi mengobati, terlebih jika sudah parah.
Untuk itu, perlu mempertimbangkan matang-matang tentang rasa ketakutan mana yang harus dilawan demi masa depan yang lebih baik.