Mungkin ini pengalaman konyolku yang pernah kualami sejak lahir, yaitu salah masuk lingkungan kerja gara-gara bos tidak enak.
Kok bisa? Jadi ceritanya pada pertengahan Januari 2023, saya masuk jadi content creator di salah satu media yang menarik untuk saya.
Mengapa saya daftar ke portal media tersebut? Karena saya tertarik dengan konten yang ramai di media itu, sebut saja bertema J.
Ini yang bikin saya berekspektasi tinggi bisa semangat bekerja sebagai penulis di media tempat saya bekerja saat itu.
Pimpinan atau di sini saya akan sebut bos ini template untuk menyambut calon pekerja baru, dan saya terkesan.
Ya namanya masih baru masa dibentak, diomeli, apalagi dimaki atau dibebankan tugas yang berat? Yang ada malah kabur.
Dengan bismillah dan niat yang kuat, saya mulai kerja di tempat ini meski tahu konsekuensinya.
Ya, konsekuensi yang saya maksud adalah diupah berdasarkan performa dari penulis, kalau banyak yang baca ya banyak penghasilan.
Masalah datang
Memang, sistem kerja di media saya ini adalah dengan performa, dan performa diperoleh berdasarkan reputasi portal media.
Saya harus siap dengan berbagai perubahan yang ada, seperti seorang penulis harus membuat 10 artikel.
Dan 40-50% di antaranya harus bertema K, awalnya saya masih oke-oke saja dengan syarat yang ditetapkan jajaran petinggi.
Awalnya saya oke-oke saja, tetapi lama-lama saya mulai merasakan agak jenuh, dan coba berhenti dan menyemangati diri.
Dan, ada hal yang membuat saya merasa ini adalah masalah lainnya, maaf jika terlalu lancang bercerita.
Bos saya mulai menuduh content creator yang sudah lama tidak menyetor artikel sebagai pembolos atau tidak punya etika.