Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandika: Untuk Diriku di Masa Lalu

5 Maret 2023   08:58 Diperbarui: 5 Maret 2023   09:02 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk diriku di masa lalu yang masih sangat bahagia, apa kabarmu hari ini? Semoga kamu masih bisa membangun mimpi besar.

Kamu tidak tahu siapa diriku? Kamu tidak mengenali siapa yang berbicara di depanmu dengan wajah lusuh dan terlihat tidak bahagia?

Kalau tidak mengenaliku, baiklah, perkenalkan, aku adalah kamu, aku datang dari masa depanmu, kurang lebih 1 dekade lamanya.

Aku datang dari masa depan karena ingin melihat dirimu yang dahulu adalah diriku di kurang lebih 1 dekade ke belakang.

Saat melihatmu menghabiskan masa muda tanpa beban berat, aku menjadi sedih, rindu dengan waktu yang kamu jalani hari ini.

Ketika kamu masih bisa tertawa lepas karena terhibur, aku menjadi teriris, sebebas itu aku di masamu.

Sekarang, pasti kamu mengeluhkan hidupmu sekarang menjadi semakin berat dibanding sebelumnya kan?

Kamu sekarang selalu berharap lekas ke masa depan agar terbebas dari masa kini yang kamu jalani sekarang, seperti ceramah motivator.

Aku sedikit tersenyum karena ingat saat aku di masa lalu menjadi kamu, beban itu masih belum seberapa.

Rasanya, masa itu pasti akan berjalan lebih cepat kan? Ya, aku pernah mengalaminya, sangat cepat rasanya, tiba-tiba sudah ada di masa depan.

Saat aku masih menjadi kamu, masa depan semakin dekat karena terlalu mengharapkan masa itu tiba agar lebih bebas dan bahagia.

Namun, kenyataanya tidak seperti itu, kenyataannya berbanding terbalik dengan apa yang aku mimpikan di masa lalu.

Alih-alih kebahagiaan, justru yang kuraih adalah penderitaan dan kemalangan karena hidup semakin berat, aku menyesal terlalu berharap lekas menuju masa depan.

Ekspektasi demi ekspektasi musnah dan diganjar realitas yang pahit, tetapi tidak seperti obat yang menyembuhkan, ini malah menyakitkan.

Aku harus bergelut melawan takdir kejam, seolah semesta tidak menghendaki aku untuk bahagia atau hidup seperti impianku.

Kamu tahu mengapa wajahku terlihat kusam, muram, dan letih? Karena aku lelah melawan kenyataan, aku belum siap dan tidak akan siap untuk menjalani masa depan.

Setiap saat, aku semakin letih dengan kehidupanku sendiri, lelah bertarung mewujudkan mimpi yang kecil kemungkinan untuk tergapai.

Seiring berjalannya waktu, aku kian lelah untuk berharap agar masa depan menjadi lebih baik karena hidup seperti piramida terbalik.

Masih terbesit di pikiranku untuk selalu kembali ke masa lalu dan ingin hidup di sini, di masa yang kamu jalani saat ini.

Saat ini, aku menginginkan sesuatu untuk kamu yang merupakan refleksi dari aku di masa lalu, penting untuk kamu dengar.

Nikmatilah hidup saat ini, jangan terlalu berharap pada masa depan karena masa kini akan menentukan masa depan.

Selain itu, belum tentu juga seseorang bisa mencapai masa depan kan? Maksimalkan kebahagiaanmu sekarang.

Andai kamu bisa memperbaiki kesalahan dan menikmati waktu di masa lalu, izinkan aku dan kamu yang merupakan aku di masa lalu akan melebur, pasti aku akan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun