Mengapa AI tidak bisa mengambil alih peran penulis sepenuhnya? Ini berkaitan dengan rasa dan gaya penulisan.
Seorang penulis dituntut untuk kreatif dalam menulis konten yang akan dimuat di sebuah portal media atau di media sosial.
Kreativitas inilah yang sulit diciptakan oleh AI, hanya kecerdasan alamiah dari manusia yang bisa untuk melakukannya.
Peran AI secara garis besar hanya membantu penulis dalam mencari topik yang sedang trending dan membantu kata kunci mana yang sering digunakan para pencari.
Sedangkan untuk variasi diksi, gagasan, dan gaya bahasa sepenuhnya dilakukan oleh penulis yang merupakan manusia.
Bayangkan jika AI yang menulis konten tersebut, bukannya enak dibaca malah tulisannya kaku dan sulit dimengerti.
Tulisan yang dibuat oleh kecerdasan alamiah produk Tuhan akan enak dibaca dan tidak membosankan.
Inilah keunikan dari kecerdasan natural yang gayanya tidak bisa sama satu sama lain dan sangat variatif.
Sebenarnya, kegiatan menulis berproses dari manusia untuk manusia, sehingga perlu untuk menulis dengan gaya bahasa manusia yang ringan dan mudah dimengerti.
Jangan sampai kecerdasan artifisial akan membunuh kecerdasan natural yang membuat otak kita menjadi kerdil dan miskin kreativitas untuk menulis.
Mari kita gunakan kecerdasan buatan secara bijak tanpa harus menomorduakan kecerdasan alamiah dalam proses menulis.