Dan, IPK saya tidak sampai 3,00, bagi saya harus bisa disyukuri karena setidaknya bisa mengikuti kuliah meski tidak pernah bisa memahaminya.
Ambisiusitas menguas energi
Benar, ambisius di awal seperti mobil yang dipacu lebih laju di awal perjalanan, tetapi mesin-mesinnya rusak di tengah perjalanan.
Bahkan, mesin mobil bisa panas dan radiator bisa tidak mengatasi, walhasil mobil terbakar dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Kerusakan mesin mobil tersebut terjadi karena terlalu sering untuk dipacu tanpa dikasih waktu untuk istirahat.
Begitu juga dengan manusia, jika terlalu ambisius tanpa memedulikan kesehatan mental seperti kebahagiaan akan berdampak buruk.
Bukannya menghasilkan prestasi atau impian tercapai, orang tersebut malah mengalami burnout parah hingga mengalami sakit fisik.
Bahkan, ambisiusitas rawan menimbulkan depresi bahkan bunuh diri jika impian tersebut tidak akan terwujud.
Memang, kesehatan mental jauh lebih penting daripada nilai-nilai akademik atau prestasi selama menempuh pendidikan.
Namun, kultur Indonesia terlalu memuja nilai dan tingkat pendidikan sehingga semua generasi terbebani oleh nilai akademik.
Selain itu, pengamalan terhadap ilmu yang didapatkan jauh lebih berharga daripada nilai rapor atau situs sistem informasi akademik mahasiswa.
Untuk apa nilai tinggi jika tidak dibarengi dengan etika? Untuk apa pula nilai tinggi jika tidak memiliki kesehatan mental yang baik?