Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jangan Persulit Orang yang Cari Pengalaman Kerja!

20 Februari 2023   12:20 Diperbarui: 20 Februari 2023   12:22 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang masih betah menganggur? Tidak ada, lebih tepatnya adalah terpaksa menganggur karena keadaan.

Sebenarnya, dalam diri seorang pengangguran ada keinginan untuk bekerja, hanya saja gagal untuk melamar.

Kegagalan saat proses lamaran kerja bisa disebabkan oleh tidak cocoknya syarat lowongan kerja atau gagal di interview.

Penolakan dari HRD sangat menyakitkan, bahkan sakit hati putus cinta tidak ada apa-apanya.

Penolakan di lamaran kerja sangat menyakitkan karena berkaitan dengan masa depan, terutama di bidang finansial.

Memang, bekerja menjadi keharusan untuk menghidupi diri sendiri atau keluarga, setidaknya memberikan sebagian penghasilan untuk orang tua.

Siapa yang di sini sangat kesal dengan persyaratan harus memiliki pengalaman kerja dalam kurun waktu tertentu?

Terutama yang baru lulus kuliah atau yang terpaksa menganggur dalam waktu lama yang belum pernah bekerja sama sekali.

Tidak sedikit yang begitu membaca syarat harus memiliki pengalaman kerja dalam kurun waktu tertentu, mereka mengubur impian untuk bekerja di tempat tersebut.

Padahal, selain menciptakan kemandirian finansial seseorang, bekerja juga untuk mencari pengalaman kerja.

Dari pengalaman kerja inilah, seseorang bisa mendapatkan pemahaman dan pandangan tentang dunia kerja.

Sehingga pengalaman ini sangat penting agar membentuk pekerja yang mudah diarahkan dalam lingkungan kerja.

Namun, kalau semua lapangan kerja mensyaratkan pelamarnya harus memiliki pengalaman kerja, lantas ke mana lagi mereka akan mencari pengalaman kerja?

Pengalaman bekerja hanya bisa didapatkan apabila diterima kerja, bukan magang yang hanya dalam hitungan kurang dari setahun.

Fenomena ini sudah terang untuk menunjukkan bahwa seluruh lapangan kerja hanya menginginkan yang matang daripada dengan senang hati membina pekerja baru.

Apakah lingkungan kerja tersebut sudah enggan untuk membina pekerja baru dan lebih memilih yang sudah matang?

Apakah juga lapangan kerja terlalu ambisius mengejar target sehingga hanya mau menerima yang punya pengalaman kerja?

Mengapa justru tidak bangga karena bisa menjadikan tempat kerja tersebut sebagai ladang untuk menempa pengalaman bagi pekerja baru?

Syarat seperti ini yang justru mempersulit orang-orang yang ingin mencari pengalaman kerja dan memberi andil besar dalam peningkatan angka pengangguran.

Selain itu, mendiskriminasi orang-orang yang belum berpengalaman kerja menyalahi kodrat manusia yang tidak pernah berhenti belajar.

Terutama, belajar untuk meraih pengalaman kerja, tidak selamanya ilmu dapat diraih di bangku pendidikan.

Sudah saatnya untuk menurunkan ego dari pemilik lapangan kerja agar mau mengajari pekerja baru agar berpengalaman.

Sebaiknya, HRD dan pemilik lapangan kerja berkenan untuk menerima pekerja yang berpengalaman atau yang belum memilikinya.

Dengan menerima pekerja yang masih awam dengan pengalaman kerja, angka pengangguran di Indonesia dapat diturunkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun