Siapa yang sering menemukan syarat lowongan kerja terkait batasan maksimal usia calon pegawai? Atau, adakah pemilik lapangan kerja atau HRD yang masih hobi untuk mencantumkan usia maksimal calon pekerja yang boleh melamar?
Ya, lowongan kerja sudah menjadi santapan sehari-hari bagi pelamar kerja yang rata-rata adalah fresh graduate.
Lowongan kerja dikeluarkan untuk memenuhi ekspektasi lapangan kerja, seperti ingin mempertahankan kinerja. Salah satunya adalah syarat usia maksimal pelamar kerja yang rata-rata menetapkan batasan maksimal 25 tahun, kadang 30 tahun.
Hal ini menurut klaimnya adalah di bawah usia tersebut, seseorang memiliki produktivitas kerja yang tinggi.
Namun, relevankah penetapan batasan usia maksimal untuk para pelamar kerja yang akan bekerja di tempat tersebut?
Jawabannya adalah tidak selamanya relevan, ada beberapa hal yang tidak bisa ditetapkan berdasarkan usia pelamar kerja. Sayangnya, masih banyak yang menetapkan usia maksimal, menurut mereka karena masih produktif untuk bekerja.
Padahal, usia tidak lagi bisa dijadikan sebagai acuan produktivitas acuan karena tidak semua orang produktif di usia yang sama.
Ada yang masih berusia produktif untuk bekerja, tetapi sudah memiliki performa seperti pensiunan alias jompo. Sebaliknya, ada yang usianya sudah di luar batas maksimal yang ditetapkan di lowongan kerja, tetapi memiliki stamina dan performa kuat.
Selain performa fisik dan mental, orang yang usianya lebih dari batasan dalam lowongan kerja umumnya berpengalaman.
Performa di sini diartikan sebagai kinerja selama bekerja dan kemampuan untuk diarahkan sesuai visi dan misi lapangan pekerjaan. Ini berbanding terbalik dengan usia di bawahnya yang masih belum berpengalaman sama sekali.