Ketiga, volunteer Feskala UM disuruh membayar 1,25 juta rupiah, tetapi ketua pelaksananya kabur.
Sampai pihak vendor buka suara dan mengancam akan memperkarakan semua panitia Feskala UM.
Namun, pihak keluarga ketua panitia Feskala UM tidak mampu menutup semua utang dari vendor yang diajak kerja sama.
Usut punya usut, pihak vendor mengatakan bahwa sebenarnya tidak ingin dimulai sebelum lunas.
Namun, karena kuatnya lobi ketua pelaksana, akhirnya konser tersebut tetap dijalankan, sayangnya hingga saat ini belum dibayar.
Penting sekali untuk belajar dari kasus Feskala UM ini bagi mahsiswa yang ingin mengadakan konser.
Selain egoisme ketua pelaksananya, manajemen proyek juga harus dikuasai, terkhusus ketua pelaksana.
Mengapa? Di samping punya jiwa kepemimpinan, harus juga punya ilmu manajemen yang mumpuni.
Karena pengalaman adalah guru yang berharga, maka jadikanlah pengalaman buruk dari orang lain sebagai pengingat agar jangan terjebak di lubang yang sama atau di dekatnya.