Mohon tunggu...
Moh Daffa Izzuddin iffat
Moh Daffa Izzuddin iffat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik Industri. Saya memiliki minat yang besar dalam bidang Olahraga, Otomotif, dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

BPIP Minta Tambahan Anggaran Rp100 Miliar, Sebanyak Rp45 Miliar untuk Influencer YouTube dan Tiktok

5 Juli 2024   16:46 Diperbarui: 5 Juli 2024   17:02 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sBadan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk 2025. Foto/Istimewaumber gambar

$ Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) $ meminta tambahan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk tahun anggaran mendatang. Dari total anggaran tambahan tersebut, sebanyak Rp45 miliar akan dialokasikan untuk influencer, YouTuber, dan TikToker. Permintaan ini memicu berbagai tanggapan dan diskusi di kalangan masyarakat serta pengamat politik.

Tujuan Anggaran Tambahan

Menurut BPIP, anggaran tambahan ini diperlukan untuk memperkuat penyebaran nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat, terutama di kalangan generasi muda yang aktif di media sosial. BPIP melihat bahwa influencer, YouTuber, dan TikToker memiliki pengaruh besar terhadap opini publik dan perilaku sosial, sehingga dapat menjadi agen efektif dalam mengkampanyekan Pancasila.


Alokasi untuk Influencer

Sebanyak Rp45 miliar dari anggaran tambahan ini akan digunakan untuk merekrut dan membayar influencer, YouTuber, dan TikToker. BPIP berencana untuk bekerja sama dengan mereka dalam menciptakan konten yang menarik dan edukatif mengenai Pancasila. Konten ini diharapkan dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa.


Reaksi Publik

Permintaan tambahan anggaran ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Beberapa pihak mendukung langkah BPIP, dengan alasan bahwa penggunaan media sosial sebagai sarana edukasi adalah langkah yang tepat mengingat tingginya pengguna media sosial di Indonesia. Mereka berpendapat bahwa influencer dapat membantu menyampaikan pesan-pesan positif dengan cara yang lebih mudah diterima oleh generasi muda.

Namun, ada juga kritik yang muncul terkait alokasi anggaran yang dianggap terlalu besar untuk influencer. Beberapa pihak merasa bahwa anggaran tersebut sebaiknya dialokasikan untuk program-program lain yang lebih mendesak dan langsung berdampak pada masyarakat. Mereka juga mengkhawatirkan transparansi dan efektivitas penggunaan anggaran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun