Ada 5 hal yang membatalkan puasa, yang 3 diantaranya adalah makan minum dengan sengaja, mendapati haidh atau nifas, muntah dengan sengaja. Sedangkan yang 2 berkaitan dengan syahwat seks yaitu bersetubuh (jima') dengan sengaja dan mengeluarkan air mani karena bercumbu. Pesan spiritual di sini bahwa berpuasa menjaga syahwat seks agar terkendali. Kecenderungan seks adalah energi penciptaan Allah yang merupakan pancaran dari sifat Jalaliyah Allah (The Father of God/Maskulin) dan  sifat Jamaliyah Allah (The Mother of God/Feminim). Seks sejatinya adalah sesuatu yang suci dan agung. Seks yang dijalani dengan etika, moral dan kesadaran tinggi dengan pernikahan adalah dorongan energi penciptaan Ilahiah ke arah yang baik dan mulia. Tanpa seks yang suci akan hilang generasi, hilang peradaban.
Yang perlu kita pahami bahwa setiap tetes cairan sperma terdiri dari ribuan sel sesungguhnya mengandung esensi energi penciptaan. Air mani adalah dasar dari keberadaan hidup baru manusia. Air mani adalah substansi yang sangat dahsyat dan energi hidup luar biasa bila kita mampu mendayagunakannya. Ada dua tujuan utama mengeluarkan sperma yakni yang pertama creation yakni seks sebagai sarana reproduksi/menghasilkan keturunan yang baik/saleh/saleha. Kedua re-creation yakni mentransmutasikan sperma menjadi energi produktif dalam kehidupan untuk spiritualitas, kecerdasan, kesehatan, kekuatan, kesuksesan dan kehidupan yang greatness. Dengan re-creation energi seks yang besar bisa disalurkan melalui karya kehidupan yang lebih produktif dengan berpuasa, tirakat, bekerja, berbisnis dan aktivitas produktif lainnya serta membangun peradaban dunia yang lebih baik. Mengeluarkan sperma diluar tujuan creation dan re-creation tersebut diatas seperti dengan seks di luar nikah, pornografi, masturbasi/onani adalah kebocoran energi yang sangat disayangkan dan merupakan kebodohan yang dampaknya merusak baik secara biologis, psikologis dan sosial.
Menarik fakta akan punahnya penduduk di Korea Selatan dimana tren kehidupan pemuda dan pemudinya yang menghindari pernikahan bahkan pasangan yang sudah menikahpun menghindari punya anak dengan berbagai alasan, terutama tingginya biaya hidup dan tidak mau repot mengurus anak. Tahun 2015, Korea selatan menghapus undang-undang tentang larangan seks bebas. Tahun 2021, Korea Selatan menghapus undang-undang tentang larangan aborsi. Tingkat fertilitas di Korea Selatan negatif. Artinya jumlah penduduk Korea selatan berkurang terus. Tahun 2020 saja, di Korea Selatan yang lahir 200 ribuan bayi namun yang meninggal 300 ribuan penduduk. Jumlah penduduk paling banyak di Korea Selatan adalah usia 40 tahun ke atas, sisa-sisa peninggalan orang dulu. Sedangkan usia muda dan anak-anak sangat sedikit. Banyak gedung sekolah di Korea Selatan kosong karena tidak ada atau menurunnya jumlah anak-anak di daerah tersebut. Walaupun secara ekonomi tampak ada kebangkitan ekonomi di Korea selatan, namun menurut data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Health Statistics 2021, penduduk Korea Selatan paling tidak bahagia di dunia dan tingkat bunuh diri pun di Korea Selatan juga tertinggi di dunia. Mental illness merajalela hampir di seluruh bagian Korea Selatan.
Tubuh manusia ini adalah kumpulan memori yang terintegrasi. Bila tubuh manusia kehilangan integritas memori, ia akan menjadi rentan terhadap banyak hal. Pada dasarnya sifat tubuh itu atas apapun yang disentuhnya dengan kadar keterlibatan tertentu akan secara alami menyerap memori secara fisik (bukan secara mental). Dimanapun kita tidur, duduk, berdiri dan apapun yang kita sentuh, di sana akan selalu ada memori yang membekas (phantom DNA) dan terjadi transaksi-transaksi setiap waktu. Hubungan seks adalah sesuatu yang mengakibatkan seseorang mengambil sejumlah besar memori dari orang lain. Jika seseorang melakukan hubungan seks di luar nikah (bukan suami/istri syah) akan membuat memori biologisnya menjadi berlebihan dan sangat rumit. Ketenangan hidup akan lenyap dengan memori biologis yang berlebihan dan rumit.Â
Dalam neurosains sendiri ada istilah yang disebut reticular activating system, yakni sistem neuron yang berfungsi untuk memfilter informasi tertentu di otak kita. Jika otak membiarkan semua informasi seperti iklan, hoax, video-video gak penting dan informasi-informasi sampah terus-menerus masuk ke otak tanpa filter maka otak bisa "meledak/rusak" dan sangat rentan terhadap banyak hal. Demikian juga tubuh, bila tidak dijaga integritas memorinya, maka tubuh bisa rusak dan rentan terhadap banyak hal baik secara kejiwaan maupun fisik. Orang yang melakukan hubungan seks di luar nikah, secara lahiriah tampak ada kesenangan, tetapi sesungguhnya tidak akan ada ketenangan dalam jiwanya. Padahal ketenangan adalah kunci utama kebahagiaan.Â
Di samping berdampak pada memori fisik, hubungan seks di luar nikah juga berdampak pada energi non fisik yang sangat penting (vital energy). Vital energy ini sangat penting buat kreativitas, keberanian, kekuatan batin, keindahan, cahaya wajah, kecerdasan, stabilitas mental, konsentrasi, resistensi terhadap penyakit, dan potensi hidup yang membuat fungsi otak, sistem syaraf, indra, sistem-sistem tubuh lainnya berfungsi optimal. Jika kita memiliki vital energy ini, perjalanan hidup kita di dunia akan terlumasi dengan baik. Kita akan berproses dalam hidup dengan gesekan yang sangat minim. Vital energy ini seperti oli mesin kendaraan. Mobil sekuat Mercedes-Benz S600 Pullman Guard atau Jaguar XJ Sentinel sekalipun tidak akan bertahan lebih dari beberapa jam bila dibuang oli mesinnya. Jika kita menjalani hidup tanpa terlumasi dengan baik kita akan menyaksikan setiap langkah hidup tampak seperti gesekan dan membuat kita menderita karena tidak ada pelumasan.
Kita yang bisa menjaga integritas vital energy tersebut, secara alami hidup kita tidak mengalami gesekan terhadap banyak hal, segala sesuatu dipermudah untuk kita dan terjadi begitu saja. Ketika seseorang melakukan hubungan seks di luar nikah, maka vital energy tersebut akan kering dan larut. Hidup jadi berat dan berantakan karena setiap langkah yang diambil selalu mengalami gesekan sehingga membuat hidupnya selalu penuh ragu, takut, selalu gagal dan sulit berprestasi. Kecerdasan dan kompetensi seperti tidak ada artinya. Sudah berusaha melakukan dengan cara yang sama seperti halnya orang yang sukses tapi selalu berat dan akhirnya berantakan. Hidup selalu setengah langkah, tidak bisa secara eksponensial 20 langkah dalam satu waktu.
Secara biologis, seks di luar nikah selain membuat hancurnya integritas memori tubuh dan terkuras habisnya vital energy, Â juga beresiko tinggi infeksi penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia, sifilis, herpes, kutil kelamin, bahkan HIV-AIDS. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan lebih dari satu juta orang di dunia didiagnosis menderita penyakit menular seksual (PMS) setiap harinya artinya dari setiap 25 orang di dunia setidaknya satu orang memiliki penyakit menular seksual (PMS). Dampak biologis lain adalah hamil di luar nikah, infertilitas, kehamilan ektopik, penyakit kelamin yang ditularkan ke bayi dan kelahiran mati. Untuk kasus penyakit kelamin sifilis saja, berdasarkan penelitian WHO, menyebabkan lebih dari 200 ribu jumlah bayi lahir mati setiap tahun.
Ternyata dampak seks di luar nikah tidak berhenti di hancurnya integritas memori tubuh, terkuras habisnya vital energy, penyakit menular seksual (PMS), namun juga berdampak pada hancurnya manusia secara psikologis dan sosial. Biopsikososial dirumuskan oleh George Libman Engel terutama saat beliau bertugas di University of Rochester Medical Center. Biopsikososial mencoba memahami kesehatan manusia dan penyakit dalam konteks biologis, psikologis dan sosial. Kita bisa saksikan dampak sosial dari hubungan seks di luar nikah seperti pembunuhan janin (aborsi), penderitaan anak karena kelahiran tanpa asuhan ayah dan/atau ibu kandungnya, kekerasan dalam keluarga karena labilnya jiwa dan perceraian suami istri.
Untuk kasus aborsi saja, yang terjadi di Indonesia menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2020, ada dua juta kasus aborsi ilegal setiap tahunnya, dan 30 persen dilakukan oleh kalangan remaja. Dampak sosial lebih besar lagi adalah dampak pada generasi selanjutnya. Secara kuantum, data-data memori tubuh manusia bisa menurun ke generasi selanjutnya baik secara langsung atau melompat ke generasi sesudahnya yang pola vibrasi dirinya sesuai dengan data-data memori tersebut. Alam semesta ini terwujud dengan prinsip-prinsip keseimbangan. Apapun yang kita perbuat sekarang entah positif atau negatif ada akibatnya. Berbuat baik dampaknya baik, berbuat buruk dampaknya buruk. Dampaknya bukan hanya ke diri kita tapi juga nanti ke generasi selanjutnya sesudah kita. Kalau seseorang melakukan seks di luar nikah (zina), secara keseimbangan alam akan ada keluarganya entah itu istrinya, suaminya, anaknya atau cucunya dan seterusnya yang akan terjerumus atau jadi korban, entah berzina atau dizinai. Ini yang disebut Pierre Franckh sebagai resonansi atau keterhubungan atas data-data informasi DNA tubuh manusia. Apakah kita rela bila keluarga kita, anak-anak kita, keturunan kita terjerumus atau jadi korban hubungan seks di luar nikah dengan begitu besar dampak kerusakannya secara biopsikososial ?
Secara psikologis, akan selalu timbul ketergantungan (addiction) secara emosional terhadap syahwat/hawa nafsu, lebih mirip sebuah perbudakan diri oleh syahwat/hawa nafsu. Seks di luar nikah menunjukkan pengendalian diri yang lemah terutama pengendalian terhadap dorongan syahwat/hawa nafsu. Integritas diri kalah menyerah pada syahwat/hawa nafsu. Ini seperti melawan diri sendiri karena tidak melakukan sesuatu karena pilihan kesadaran justru melakukan sesuatu karena dorongan impulsif yang tidak bisa dikendalikan. Timbul guilty feeling seperti dihantui perasaan bersalah dan perasaan betapa bodohnya diri orang yang melakukan seks di luar nikah. Martha Waller Phd, pakar epidemiologi menyampaikan bahwa kelompok orang yang memiliki perilaku berisiko seperti seks bebas dan minum alkohol adalah kelompok yang paling besar mengalami depresi dengan gejala-gejala seperti sulit tidur, dada terasa sesak, sulit konsentrasi, mimpi buruk,  ketergantungan, cemas, mudah curiga, sensitif, mudah marah , tidak bebas dalam mengungkapkan perasaan kesal, kesedihan, sering menangis gak jelas, pesimis, malas, berpikir akan bunuh diri  dibandingkan dengan yang tidak melakukannya.Â
Yang lebih merusak, seks di luar nikah menyebabkan rendahnya komitmen. Rendahnya komitmen berdampak terhadap sustainability pernikahan. Ketika komitmen rendah adalah seringkali sulit untuk bisa serius ke jenjang pernikahan. Kalaupun sudah menikah berkecenderungan untuk selingkuh dan berujung kepada perceraian. Berdasarkan National Survey of Family Growth tahun 2013 makin banyak seseorang baik pria maupun wanita melakukan hubungan seks di luar nikah sebelum menikah atau setelah menikah (lebih dari 10 kali) makin besar pula kemungkinan mereka akan bercerai (9 kali lipat resiko perceraiannya). Hubungan dengan suami/istri yang syahpun tidak akan bisa merasakan kenikmatan dan kebahagiaan. Hambar, sudah tidak ada komitmen dan rasa. Ini seperti lem perekat yang dilekatkan pada suatu benda dilepas kemudian dilekatkan lagi kepada benda lain, kemudian dilepas lagi, begitu seterusnya. Lama-lama daya rekat lem tersebut semakin melemah dan akhirnya hilang. Penelitian yang dilakukan oleh Shelby B. Scott dkk dari University of Denver, USA tentang 5 penyebab utama perceraian dalam pernikahan yang paling sering yaitu lemahnya komitmen dan perselingkuhan. Baru kemudian karena kurang kedewasaan, adanya konflik dan kondisi keuangan.
Referensi :
Ibn Katsir, Ismail  (774 H) "Tafsir Alquran al-Adziim", Dar Alamiah (QS 2 : 183 - 187)
Olson, Norman, A Life of Integrity: Real Prayer, Regular Press; No. 4 edition (January 1, 1991)
Cloud, Henry, Integrity: The Courage to Meet the Demands of Reality, Harper Business; Reprint edition (June 2, 2009)Â
P.P. Gariaev and V.P. Poponin. Vacuum DNA phantom effect in vitro and its possible rational explanation. Nanobiology (in press), 1995.
P.P. Gariaev, K.V. Grigor'ev, A.A. Vasil'ev, V.P. Poponin and V.A. Shcheglov. Investigation of the Fluctuation Dynamics of DNA Solutions by Laser Correlation Spectroscopy. Bulletin of the Lebedev Physics Institute, n. 11-12, p. 23-30 (1992)
W.A. Tiller. What Are Subtle Energies? Journal of Scientific Exploration. Vol.7, p.293-304 (1993)
G. Rein and R. McCraty. Structural Changes in Water and DNA Associated with New Physiologically Measured States. Journal of Scientific Exploration. Vol.8, 3 p.438 (1994).
Franckh, Pierre, Â The DNA Field and the Law of Resonance: Creating Reality through Conscious Thought, Destiny Books; 1st edition (October 11, 2014)Â
Engel, George L. The Need for a New Medical Model: A Challenge for Biomedicine. Science.1977.196(3):129-136.
World Health Organization. Global Health Sector Strategy on Sexually Transmitted Infections, 2016--2021.Â
Waller, Martha W. et al, Relationships Among Alcohol Outlet Density, Alcohol use, and Intimate Partner Violence Victimization Among Young Women in the United States, Journa of Interpersonal Violence, December 28, 2011Â
Fromm , Erich, The Art of Loving, Harper Perennial Modern Classics; Anniversary edition (November 21, 2006)Â
https://www.cdc.gov/nchs/nsfg/index.htm
Scott, Shelby B., Galena K. Rhoades, Scott M. Stanley, Elizabeth S. Allen, and Howard J. Markman , Reasons for Divorce and Recollections of Premarital Intervention: Implications for Improving Relationship Education, Couple Family Psychol. 2013 Jun; 2(2): 131--145
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H