Mohon tunggu...
MASE
MASE Mohon Tunggu... Lainnya - Mochammad Hamid Aszhar

Pembelajar kehidupan. Pemimpin bisnis. Mendedikasikan diri membangun kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Love

I am Abundance, I am Love

29 Desember 2022   07:50 Diperbarui: 8 Januari 2023   06:41 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar manusia berada di level kesadaran physical world. Dalam level kesadaran physical world,  cara berpikir dan merasanya adalah "the world around me".  Selalu hidup dengan rasa takut, stres, cemas dan khawatir. Kata hatinya selalu berkata "aku tidak bahagia karena..." atau "aku mencintai kalau...". Segala macam drama bisa di isi di sana. Termasuk needy untuk dicintai. Selalu merasa kurang, egois dan serakah (scarcity mental). Yang menentukan kebahagiaan adalah faktor luar. Cenderung selalu menyalahkan faktor luar. Sangat bergantung dengan faktor di luar diri. Sebagian manusia berada di level kesadaran mental world. Dalam level kesadaran mental world,  cara berpikir dan merasanya adalah "the world i choose". Memiliki kesadaran untuk mengendalikan pikiran dan mendayagunakannya pada kehidupan. Bertanggungjawab terhadap apa yang dipilihnya. Kadang naik memiliki kesadaran mencintai, kadang turun memiliki kesadaran untuk dicintai. Kadang naik memiliki kesadaran tinggi dan proaktif kadang turun memiliki kesadaran rendah dan reaktif. Kadang memilik abundance mindset kadang memiliki scarcity mindset. Sebagian kecil manusia berada di level kesadaran soul world. Dalam level kesadaran soul world,  kapasitasnya adalah "the world inside me". Memahami vibrasi, frekuensi dan energi yang berlaku di alam semesta ini dan berhati-hati dengannya karena itu akan menarik segala sesuatu baik material maupun immaterial. Memiliki keyakinan yang kuat (faithfull). Kesadarannya stabil untuk mencintai dan memberi/melayani. Hanya beberapa orang-orang khusus yang berada di level kesadaran spirit world. Ini adalah ultimate level kesadaran manusia. Dalam level kesadaran spirit world, kapasitasnya adalah "the world you can change". Memiliki kekuatan seperti Sang Pencipta (Co-Creator). Menjadi wakil Tuhan di muka bumi. Tidak ada keterpisahan antara Tuhan, aku, dia dan alam semesta karena sejatinya di level quantum keterpisahan adalah ilusi. Masuk kepada Keesaan (Oneness). Berlimpah dengan abundance and love. Tidak hanya mencintai atau dicintai. Tidak hanya memberi. Namun sudah menjadi cinta dan berlimpah terlebih dulu (i am abundance, i am love). Vibrasi, frekuensi yang terpancar "tetap berlimpah dan bahagia walaupun..." atau "tetap mencintai walaupun...". 

Relationship dalam level kesadaran soul word atau spirit world bukan dibentuk oleh berbagai kebutuhan. Sebagaimana relationship dalam level kesadaran physical world atau mental world dimana relationship banyak dibentuk oleh kebutuhan biologis, kebutuhan finansial, kebutuhan emosi, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan sebagainya. Ketika kita mendatangi seseorang dengan begitu banyak kebutuhan sesungguhnya kita datang sebagai pengemis. Mereka yang pergi mengemis/mencari cinta hanya menunjukkan ketidakberdayaan mereka sendiri dan mereka tidak akan pernah menemukan cinta sejati. Hanya yang menjadi cinta dan mencintai yang menarik cinta dan mereka tidak perlu mencarinya. Untuk menjadi cinta dan mencintai fokus pada bagaimana menata hati, menjaga vibrasi, frekuensi dan energi untuk terus selalu memancarkan abundance and love.  Cinta bukan urusan kita cinta pada siapa. Berlimpah bukan sekedar urusan akumulasi materi. Tapi cinta dan keberlimpahan adalah bagaimana cara kita mencintai dan memberi seoptimal mungkin. Menjadi cinta dan berlimpah adalah selalu memancarkan keberlimpahan dan cinta walau apapun kondisinya. Dengan kondisi yang memancarkan keberlimpahan dan cinta maka itu akan meng-attract keberlimpahan dan cinta juga. Tidak perlu capek-capek mencari yang cocok untuk kita. Tidak perlu capek-capek mengejar materi. Kalau kita fokus pada apa yang layak kita cintai maka jadinya kita pilih-pilih. Suka yang ini tidak suka yang itu. Ini egois karena kita memikirkan terserah diri kita sendiri. Berperilakulah menjadi cinta. Berperilakukah menjadi berlimpah. Seketika kita akan bahagia di sini sekarang juga. Tidak menunggu nanti atau esok. Ketika kita berada dalam kondisi "i am love, i am abundance" segala sesuatu jadi layak untuk dicintai dan segala sesuatu adalah karunia yang tiada tara. Ketika memilih menjadi cinta, menjadi berlimpah kita memilih memancarkan dan memberi. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Ketika kita memilih untuk menjadi cinta dan memberikan cinta yang terbaik maka kita akan mendapatkan cinta terbaik. Hukum keseimbangannya adalah ketika kita banyak memberi maka kita akan banyak menerima.

Jadi jika kita ingin benar-benar membuat pilihan dalam hidup ini hal pertama dan terutama adalah kita bawa diri kita ke tempat dimana pengalaman hidup kita adalah pengalaman hidup abundance and love dengan sendirinya. Kita sudah menjadi berkelimpahan. Kita adalah cinta. Kita manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan luar biasa. Berhentilah mengemis cinta. Ketika kita adalah keberlimpahan dan cinta. Hal-hal akan terjadi dengan segala cara yang membuat hidup kita semakin fullfilment dengan keberlimpahan dan cinta baik dalam hal kesehatan fisik, keberlimpahan finansial, kesuksesan karir, kesuksesan bisnis, pasangan ideal, kebahagiaan penikahan dan kehidupan sosial. Yang terbaik akan datang kepada kita sebab kita membuat diri kita menjadi yang terbaik. Kuncinya adalah menjaga vibrasi, frekuansi dan energi kita semakin level up, naik pada level kesadaran yang lebih tinggi. 

Referensi :

Ibn Katsir, Ismail  (774 H) "Tafsir Alquran al-Adziim", Dar Alamiah (QS 1 : 1-7; QS 10 : 62; QS 55 : 1-78)

Fromm, Erich. The Art of Loving. Harper Perennial Modern Classics; Anniversary edition (November 21, 2006) 

Al Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad, Ihya Ulumuddin, Almaktaba Alassrya (January 1, 2011)

Tesla, Nikola., The Problem of Increasing Human Energy: With Special Reference to the Harnessing of the Sun's Energy, Cosimo Classics (January 1, 2008)

Dirac, Paul A.M., The Principles of Quantum Mechanics, www.snowballpublishing.com (January 8, 2013) 

McGregor, Creed, Universal Laws: Unlocking the Secrets of the Universe: 7 Natural Laws of the Universe, CreateSpace Independent Publishing Platform (February 22, 2016)

Seligman, Martin Elias Pete, Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. New York: Free Press, 2004

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun