Mohon tunggu...
MASE
MASE Mohon Tunggu... Lainnya - Mochammad Hamid Aszhar

Pembelajar kehidupan. Pemimpin bisnis. Mendedikasikan diri membangun kesejahteraan fisik, mental dan spiritual masyarakat melalui pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seks di Luar Nikah dan Hancurnya Integritas Biopsikososial

8 Juni 2021   17:17 Diperbarui: 29 September 2023   17:29 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Integritas tidak hanya integritas secara psikologi dan integritas secara sosial, ada juga integritas secara biologis. Lebih dari sekedar bermakna “as whole and represents completeness", integritas merupakan keseluruhan dari bagian-bagian tertentu dalam diri yang menyatu dalam kehidupan seseorang yang digunakan untuk mencapai seluruh kebajikan dan kebahagiaan. Integritas berarti kita menciptakan situasi dimana semuanya berfungsi untuk kebaikan dan kebahagiaan kita. Bila disebut integritas secara psikologi artinya menyatunya hati, kata dan perbuatan secara konsisten. Bila disebut integritas secara sosial artinya jujur, commit dan amanah. Bila disebut integritas secara biologis artinya tubuh berfungsi secara utuh, kuat dan memiliki daya tahan yang cukup.

Vladimir Poponin dan Peter P. Gariaev, pakar biokuantum dari the Russian Academy of Sciences melakukan penelitian yang sangat fenomenal luar biasa dan kemudian diberi nama The DNA Phantom Effect. Setelah melakukan pengujian berkali-kali, mereka menemukan bahwa ketika DNA dirusak, kode-kode informasi genetis tidak hilang. Jadi cerita awalnya kedua ilmuwan ini menyinari dengan laser tabung ruang hampa yang sampel DNAnya belum dimasukkan. Kemudian di sana muncul gelombang elektromagnetik yang ditangkap suatu sensor dan ditampilkan di layar monitor komputer. Saat itu yang kelihatan di layar monitor komputer adalah cahaya laser yang terdistribusi secara acak (scatter). Kemudian diambil sampel DNA dari sel seorang manusia dan dimasukkan dalam tabung ruang hampa dan disinari laser untuk menangkap sinyal-sinyal elektromagnetik yang ditampilkan dalam suatu komputer. Saat itu yang kelihatan di layal monitor adalah pola DNA. Mengapa membentuk pola DNA? Karena terjadi interferensi gelombang elektromagnetik ketika DNA di intervensi dengan sinar laser.  

Sinar laser sendiri adalah gelombang elektromagnetik. Sesungguhnya sampel DNA tersebut juga adalah kumpulan gelombang elektromagnetik karena DNA tersusun dari molekul A-C-G-T yang tersusun dari atom-atom yang terdiri dari elektron-elektron. Yang menarik adalah ketika sampel DNA dikeluarkan dari tabung ruang hampa sehingga tabung ruang hampa itu benar-benar tidak ada isi sampel DNA lagi dan kemudian disinari laser kembali. Apa yang terjadi ? Ternyata di monitor ini menampilkan lagi pola DNA yang sudah tidak ada di dalam tabung ruang hampa itu dengan bentuk yang sama persis dengan pola DNA  sebelumnya dan berumur panjang dengan intensitas gelombang elektromagnetnya yang tidak sekuat ketika masih ada DNA dalam tabung ruang hampa itu. Ini menunjukkan bahwa DNA itu sebetulnya membekas di tempat dia tadi berada. Bekas DNA itu disebut sebagai phantom DNA.

Tubuh manusia ini adalah kumpulan memori yang terintegrasi. Bila tubuh manusia kehilangan integritas memori, ia akan menjadi rentan terhadap banyak hal. Pada dasarnya sifat tubuh itu atas apapun yang disentuhnya dengan kadar keterlibatan tertentu akan secara alami menyerap memori secara fisik (bukan secara mental). Dimanapun kita tidur, duduk, berdiri dan apapun yang kita sentuh, di sana akan selalu ada memori yang membekas (phantom DNA) dan terjadi transaksi-transaksi setiap waktu. Hubungan seks adalah sesuatu yang mengakibatkan seseorang mengambil sejumlah besar memori dari orang lain. 

Jika seseorang melakukan hubungan seks di luar nikah akan terjadi pertukaran data-data di memori alam bawah sadar, lewat sentuhan secara fisik, energi dan cairan vital. Dalam data-data di memori alam bawah sadar tersebut menyimpan berbagai memori diantaranya trauma, luka batin, sampah-sampah emosi. Setelah berhubungan seks di luar nikah, apalagi berganti-ganti pasangan, data-data memori alam bawah sadar tersebut masuk ke dalam tubuh, membuat memori biologisnya menjadi berlebihan, sangat rumit bahkan toxic. Dalam realita, hidup menjadi sangat impulsif, emosional dan banyak masalah. Ketenangan hidup akan lenyap dengan memori biologis yang berlebihan, rumit dan toxic tersebut. 

Dalam neurosains sendiri ada istilah yang disebut reticular activating system, yakni sistem neuron yang berfungsi untuk memfilter informasi tertentu di otak kita. Jika otak membiarkan semua informasi seperti iklan, hoax, video-video gak penting dan informasi-informasi sampah terus-menerus masuk ke otak tanpa filter maka otak bisa "meledak/rusak" dan sangat rentan terhadap banyak hal. Demikian juga tubuh, bila tidak dijaga integritas memorinya, maka tubuh bisa rusak dan rentan terhadap banyak hal baik secara kejiwaan maupun fisik. Orang yang melakukan hubungan seks di luar nikah, secara lahiriah tampak ada kesenangan, tetapi sesungguhnya tidak akan ada ketenangan dalam jiwanya. Padahal ketenangan adalah kunci utama kebahagiaan. 

Di samping berdampak pada memori fisik, hubungan seks di luar nikah juga berdampak pada energi non fisik yang sangat penting . Energi seks, termasuk cairan vital sel sperma dan sel telur adalah energi hidup (vital energy) yang selayaknya kita jaga dengan baik, tidak dihambur-hamburkan di luar cinta yang suci, sakral, bertanggungjawab lewat pernikahan. Vital energy ini sangat penting buat kreativitas, keberanian, kekuatan batin, keindahan, cahaya wajah, kecerdasan, stabilitas mental, konsentrasi, resistensi terhadap penyakit, dan potensi hidup yang membuat fungsi otak, sistem syaraf, indra, sistem-sistem tubuh lainnya berfungsi optimal. Jika kita memiliki vital energy ini, perjalanan hidup kita di dunia akan terlumasi dengan baik. Kita akan berproses dalam hidup dengan gesekan yang sangat minim. Vital energy ini seperti oli mesin kendaraan. Mobil sekuat Mercedes-Benz S600 Pullman Guard atau Jaguar XJ Sentinel sekalipun tidak akan bertahan lebih dari 1 jam bila dibuang oli mesinnya. Jika kita menjalani hidup tanpa terlumasi dengan baik kita akan menyaksikan setiap langkah hidup tampak seperti gesekan dan membuat kita menderita karena tidak ada pelumasan. 

Kita yang bisa menjaga integritas vital energy tersebut, secara alami hidup kita lebih sehat dan tidak mengalami gesekan terhadap banyak hal, segala sesuatu dipermudah untuk kita dan terjadi begitu saja. Ketika seseorang melakukan hubungan seks di luar nikah, maka vital energy tersebut akan kering dan larut. Orang yang sering melakukan hubungan seks di luar nikah akan sakit-sakitan, cepat tua, menurun tingkat kecerdasan dan produktivitas hidupnya. Hidup jadi berat dan berantakan karena setiap langkah yang diambil selalu mengalami gesekan sehingga membuat hidupnya selalu penuh ragu, takut, selalu gagal dan sulit berprestasi. Kecerdasan dan kompetensi seperti tidak ada artinya. Sudah berusaha melakukan dengan cara yang sama seperti halnya orang yang sukses tapi selalu berat dan akhirnya berantakan. Hidup selalu setengah langkah, tidak bisa secara eksponensial 20 langkah dalam satu waktu.

Ketahanan diri manusia tidaklah sama, kebanyakan orang yang melakukan hal-hal yang mendekati hubungan seks di luar nikah (zina), pada akhirnya lepas kendali tergelincir oleh kuatnya tarikan lumpur hisap dari perbuatan zina. Demi untuk menjaga integritas memori biologis ini, beberapa agama seperti Islam, Kristen Ortodoks, Yahudi Ortodoks mewajibkan kepada wanitanya untuk berhijab, menjaga jarak dan tidak boleh bersentuhan terutama terhadap yang bukan mahram (halal dinikahi/diharamkan untuk disentuh). Serta untuk prianya diwajibkan menjaga pandangan (ghadul bashar) terhadap lawan jenis dan melarang melakukan hal-hal yang mendekati hubungan seks di luar nikah (taqrobuz zina). Adanya Covid 19 Pandemic, seakan mengukuhkan kebiasaan hidup untuk berhijab, tidak boleh bersentuhan terhadap yang diharamkan untuk disentuh dan menjaga jarak sebagai kebiasaaan hidup baru kita (new normal).

Secara biologis, seks di luar nikah selain membuat hancurnya integritas memori tubuh dan terkuras habisnya vital energy,  juga beresiko tinggi infeksi penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia, sifilis, herpes, kutil kelamin, bahkan HIV-AIDS. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan lebih dari satu juta orang di dunia didiagnosis menderita penyakit menular seksual (PMS) setiap harinya artinya dari setiap 25 orang di dunia setidaknya satu orang memiliki penyakit menular seksual (PMS). Dampak biologis lain adalah hamil di luar nikah, infertilitas, kehamilan ektopik, penyakit kelamin yang ditularkan ke bayi dan kelahiran mati. Untuk kasus penyakit kelamin sifilis saja, berdasarkan penelitian WHO, menyebabkan lebih dari 200 ribu jumlah bayi lahir mati setiap tahun.

Ternyata dampak seks di luar nikah tidak berhenti di hancurnya integritas memori tubuh, terkuras habisnya vital energy, penyakit menular seksual (PMS), namun juga berdampak pada hancurnya manusia secara psikologis dan sosial. Biopsikososial dirumuskan oleh George Libman Engel terutama saat beliau bertugas di University of Rochester Medical Center. Biopsikososial mencoba memahami kesehatan manusia dan penyakit dalam konteks biologis, psikologis dan sosial. Kita bisa saksikan dampak sosial dari hubungan seks di luar nikah seperti pembunuhan janin (aborsi), penderitaan anak karena kelahiran tanpa asuhan ayah dan/atau ibu kandungnya, kekerasan dalam keluarga karena labilnya jiwa dan perceraian suami istri. Untuk kasus aborsi saja, yang terjadi di Indonesia menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2020, ada dua juta kasus aborsi ilegal setiap tahunnya, dan 30 persen dilakukan oleh kalangan remaja. 

Dampak sosial lebih besar lagi adalah dampak pada generasi selanjutnya. Secara kuantum, data-data memori tubuh manusia bisa menurun ke generasi selanjutnya baik secara langsung atau melompat ke generasi sesudahnya yang pola vibrasi dirinya sesuai dengan data-data memori tersebut. Alam semesta ini terwujud dengan prinsip-prinsip keseimbangan. Apapun yang kita perbuat sekarang entah positif atau negatif ada akibatnya. Berbuat baik dampaknya baik, berbuat buruk dampaknya buruk. Dampaknya bukan hanya ke diri kita tapi juga nanti ke generasi selanjutnya sesudah kita. Kalau seseorang melakukan seks di luar nikah (zina), secara keseimbangan alam akan ada keluarganya entah itu istrinya, suaminya, anaknya atau cucunya dan seterusnya yang akan terjerumus atau jadi korban, entah berzina atau dizinai. Ini yang disebut Pierre Franckh sebagai resonansi atau keterhubungan atas data-data informasi DNA tubuh manusia. Apakah kita rela bila keluarga kita, anak-anak kita, keturunan kita terjerumus atau jadi korban hubungan seks di luar nikah dengan begitu besar dampak kerusakannya secara biopsikososial ?

Secara psikologis, akan selalu timbul ketergantungan (addiction) secara emosional terhadap syahwat/hawa nafsu, lebih mirip sebuah perbudakan diri oleh syahwat/hawa nafsu. Seks di luar nikah menunjukkan pengendalian diri yang lemah terutama pengendalian terhadap dorongan syahwat/hawa nafsu. Integritas diri kalah menyerah pada syahwat/hawa nafsu. Secara hormonal juga terjadi pertentangan antara hormon dopamin dan hormon kortisol yang memicu semakin dalam ketergantungan (addiction). Ini seperti melawan diri sendiri karena tidak melakukan sesuatu karena pilihan kesadaran justru melakukan sesuatu karena dorongan impulsif yang tidak bisa dikendalikan. Timbul guilty feeling seperti dihantui perasaan bersalah dan perasaan betapa bodohnya diri orang yang melakukan seks di luar nikah. Martha Waller Phd, pakar epidemiologi menyampaikan bahwa kelompok orang yang memiliki perilaku berisiko seperti seks bebas dan minum alkohol adalah kelompok yang paling besar mengalami depresi dengan gejala-gejala seperti sulit tidur, dada terasa sesak, sulit konsentrasi, mimpi buruk,  ketergantungan, cemas, mudah curiga, sensitif, mudah marah , tidak bebas dalam mengungkapkan perasaan kesal, kesedihan, sering menangis gak jelas, pesimis, malas, berpikir akan bunuh diri dibandingkan dengan yang tidak melakukannya. 

Yang lebih merusak, seks di luar nikah menyebabkan rendahnya komitmen. Rendahnya komitmen berdampak terhadap sustainability pernikahan. Ketika komitmen rendah adalah seringkali sulit untuk bisa serius ke jenjang pernikahan. Kalaupun sudah menikah berkecenderungan untuk selingkuh dan berujung kepada perceraian. Berdasarkan National Survey of Family Growth tahun 2013 makin banyak seseorang baik pria maupun wanita melakukan hubungan seks di luar nikah sebelum menikah atau setelah menikah (lebih dari 10 kali) makin besar pula kemungkinan mereka akan bercerai (9 kali lipat resiko perceraiannya). Hubungan dengan suami/istri yang syahpun tidak akan bisa merasakan kenikmatan dan kebahagiaan. Hambar, sudah tidak ada komitmen dan rasa. Ini seperti lem perekat yang dilekatkan pada suatu benda dilepas kemudian dilekatkan lagi kepada benda lain, kemudian dilepas lagi, begitu seterusnya. Lama-lama daya rekat lem tersebut semakin melemah dan akhirnya hilang. Penelitian yang dilakukan oleh Shelby B. Scott dkk dari University of Denver, USA tentang 5 penyebab utama perceraian dalam pernikahan yang paling sering yaitu lemahnya komitmen dan perselingkungan. Baru kemudian karena kurang kedewasaan, adanya konflik pernikahan dan kondisi keuangan. 

Yang perlu kita pahami bahwa setiap tetes cairan sel sperma dan sel telur terdiri dari ribuan sel sesungguhnya mengandung esensi energi penciptaan. Sel sperma dalam air mani dan sel telur adalah dasar dari keberadaan hidup baru manusia. Cairan tersebut adalah substansi yang sangat dahsyat dan energi hidup luar biasa bila kita mampu mendayagunakannya. Ada dua tujuan utama mengeluarkan sperma yakni yang pertama pro-creation yakni seks sebagai sarana reproduksi/menghasilkan keturunan yang baik/saleh/saleha. Kedua re-creation yakni hubungan seks sebagai sarana creating kebahagiaan suami istri. Hubungan seks suami istri juga menjadi ekspresi relation yang intim antara suami istri. Orgasme dan ejakulasi adalah hal yang berbeda walaupun kejadiannya hampir bersamaan (beda sepersekian detik). Dalam tujuan seks untuk re-creation, sperma tersebut tidak dikeluarkan lewat ejakulasi namun bersamaan dengan orgasme, energi seks tersebut melalui kesadaran dinaikkan dan ditransmutasikan menjadi energi produktif ke jantung, otak dan seluruh tubuh untuk spiritualitas, kecerdasan, kesehatan, kekuatan, kesuksesan dan kehidupan yang greatness. 

Ketika satu dan lain hal, belum menikah atau belum memungkinkan bertemu dengan istri/suami, maka bisa dilakukan re-creation dengan mentransmutasikan (transmutation sexual energy) dalam karya kehidupan yang lebih produktif dapat dilakukan dengan berpuasa, olahraga, olahjiwa untuk spiritualitas, kesehatan dan kedamaian jiwa. Bisa juga transmutasi itu dengan meningkatkan produktivitas dalam bekerja, berbisnis dan aktivitas produktif lainnya serta membangun peradaban dunia yang lebih baik. Mengeluarkan sperma diluar tujuan pro-creation dan re-creation tersebut diatas seperti dengan seks di luar nikah, pornografi, masturbasi/onani adalah kebocoran energi yang sangat disayangkan dan merupakan kebodohan yang dampaknya merusak baik secara biologis, psikologis dan sosial.

Inilah makna QS 24 : 30 "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". 

Dan makna QS 24 : 31 "Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (aurat-nya), kecuali yang (boleh) terlihat."

Hubungan seks dengan ikatan pernikahan membuat sehat, bahagia, produktif dan bermakna, sedangkan hubungan seks di luar nikah membuat masalah, sakit dan merusak. Mengapa pernikahan bisa membuat hubungan seks memiliki perbedaan dampak yang signifikan? Pertanyaan ini memiliki pola yang sama dengan pertanyaan mengapa orang yang hidupnya seimbang dalam pola pikirnya, pola makan dan minumnya, pola aktivitasnya dan pola habitnya akan lebih bahagia dalam kehidupan? Seks sangat terkait erat dengan energi vital kehidupan yang harus dijaga kesuciannya dan kemurniannya untuk kesejahteraan kehidupan. 

Pertama, hubungan seks yang dilakukan di dalam pernikahan merupakan ekspresi cinta yang bertanggungjawab. Melakukan seks tanpa pernikahan adalah perbuatan yang tidak bertanggungjawab. Pria yang menjamah atau menyetubuhi wanita tanpa menikahi, sesungguhnya tidak mencintai. Kalau pria yang sungguh mencintai dia akan menghormati wanita dengan menjaga kehormatannya sampai pernikahan. Cinta diekspresikan secara bertanggungjawab setelah di-ikrarkan (aqad nikah) dalam pernikahan dan disaksikan orangtua, keluarga, sahabat dan masyarakat. Erich Fromm dalam risetnya tentang cinta menyampaikan bahwa ada 4 unsur cinta yakni perhatian (care), tanggungjawab (responsibility), menghormati (respect), memahami/mengerti (knowledge). Tidak ada salah satunya belum memenuhi apa yang disebut cinta. Bukti pria mencintai wanita adalah menikahinya secara bertanggungjawab. Dengan pernikahan juga maka anak terlahir dengan kejelasan ayah dan ibu kandungnya dan dalam kasih sayang keduanya. Anak tidak akan mati di aborsi atau menderita seumur hidupnya tanpa kejelasan ayah dan ibu kandungnya serta dalam kasih sayang keduanya. 

Kedua, hubungan seks yang dilakukan dengan suami istri yang syah adalah suci dan sakral. Kesucian dan kesakralan hubungan seks yang dicapai melalui pernikahan lebih membuka eksplorasi bahwa hubungan seks tidak hanya aktivitas fisik yang berpusat pada penetrasi, namun meluas ke seluruh panca indera, niat, motivasi hingga kehidupan pernikahan sehari-hari. Ikatan yang syah dalam pernikahan membuat pikiran yakin/tidak ragu-ragu dan tenang dalam melakukan hubungan seks, tidak hanya karena dorongan impulsif biologis seperti halnya binatang, namun lebih ke aktivitas ibadah yang berkesadaran dan suci. Ini adalah hubungan seks sejati. Ketika suami istri melakukan hubungan seks dengan baik, sesungguhnya sedang membuka diri hingga pada hal yang paling intim, mengalami 'penyerahan diri', berpadu menyatukan diri dan memancarkan sifat Sang Khalik yang Maha Satu/Esa dan Maha Pencipta dengan segenap cita rasa dan pesonanya. Karena itu seks yang dilakukan suami istri adalah akitivitas ibadah yang sakral dan suci. 

Penelitian yang dilakukan Profesor Elisabeth Lloyd dari Harvard University tentang hubungan seks dalam 33 studinya, banyak mengungkap bahwa terjadi kesenjangan orgasme yang besar baik pria maupun wanita dimana terbesar adalah wanita. Penelitian menunjukkan 3/4 wanita tidak mengalami kenikmatan hubungan seks (orgasm) dan paling besar terjadi pada hubungan seks di luar nikah. Ada ketakutan atau perasaan in-secure terutama dalam diri wanita ketika melakukan hubungan seks di luar nikah. Karena dampak buruk yang paling besar menanggung adalah wanita. 

Perlu kita sadari bahwa mengejar kebahagiaan hidup dengan melakukan hubungan seks di luar nikah adalah salah besar secara fundamental. Kebahagiaan sejati tidak bisa dialami dengan cara memperturutkan ego, keinginan dan syahwat/hawa nafsu secara tidak baik dan tidak benar. Kalaupun setiap hari melakukan hubungan seks dengan wanita cantik atau pria tampan sekalipun, tapi di luar nikah, dijamin tidak akan pernah bisa membuat hidup penuh (fulfilment) dan bahagia seutuhnya. Hidup akan selalu seperti meminum air lautan, semakin diminum semakin haus dan tidak puas. Terjebak dalam hedonic treadmill, mengejar kesenangan namun tidak pernah bisa merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Hidup kering dan hampa. Selalu ada yang kurang ! Sampai masanya terjadi bila syahwat seks di luar nikah diperturutkan menyebabkan kehancuran diri sendiri, keluarga dan masyarakat secara biologis, psikologis dan sosial. Baru sadar dan menyesal ketika dampak itu terjadi sangat disayangkan. Karena penyesalan selalu terlambat.

Tanpa dihubungkan dengan hukum agama apapun seperti benar (halal) atau salah (haram), cukup dengan menyajikan hasil riset, data dan fakta dampak mengerikan dari seks di luar nikah secara biopsikososial seharusnya sudah membuat kita sadar. Apakah kita mau menjalani hidup secara sehat, bermakna dan bermanfaat atau hidup secara bermasalah, sakit dan merusak? Kenikmatan seks sesaat di luar nikah bersifat semu dan fatamorgana. Tidak sebanding dengan dampaknya bertahun-tahun bahkan seumur hidup manusia yang sangat merusak diri, menghambat kinerja dan produktivitas seseorang, menghancurkan keluarga bahkan menghancurkan keberlangsungan peradaban sehat dan kondusif secara biopsikososial di masyarakat. Bila kerusakan ini dibiarkan akan semakin besar dan berakibat runtuhnya ekologi kehidupan masyarakat secara organik baik dalam skala bangsa bahkan dunia.

Referensi :

Ibn Katsir, Ismail  (774 H) "Tafsir Alquran al-Adziim", Dar Alamiah QS 17 : 32,  QS 24 : 30-31, QS 25 : 68-70

Olson, Norman, A Life of Integrity: Real Prayer, Regular Press; No. 4 edition (January 1, 1991)

Cloud, Henry, Integrity: The Courage to Meet the Demands of Reality, Harper Business; Reprint edition (June 2, 2009) 

P.P. Gariaev and V.P. Poponin. Vacuum DNA phantom effect in vitro and its possible rational explanation. Nanobiology (in press), 1995.

P.P. Gariaev, K.V. Grigor’ev, A.A. Vasil’ev, V.P. Poponin and V.A. Shcheglov. Investigation of the Fluctuation Dynamics of DNA Solutions by Laser Correlation Spectroscopy. Bulletin of the Lebedev Physics Institute, n. 11-12, p. 23-30 (1992)

W.A. Tiller. What Are Subtle Energies? Journal of Scientific Exploration. Vol.7, p.293-304 (1993)

G. Rein and R. McCraty. Structural Changes in Water and DNA Associated with New Physiologically Measured States. Journal of Scientific Exploration. Vol.8, 3 p.438 (1994).

Franckh, Pierre,  The DNA Field and the Law of Resonance: Creating Reality through Conscious Thought, Destiny Books; 1st edition (October 11, 2014) 

Engel, George L. The Need for a New Medical Model: A Challenge for Biomedicine. Science.1977.196(3):129-136.

World Health Organization. Global Health Sector Strategy on Sexually Transmitted Infections, 2016–2021. 

Waller, Martha W. et al, Relationships Among Alcohol Outlet Density, Alcohol use, and Intimate Partner Violence Victimization Among Young Women in the United States, Journa of Interpersonal Violence, December 28, 2011 

Fromm , Erich, The Art of Loving, Harper Perennial Modern Classics; Anniversary edition (November 21, 2006) 

https://www.cdc.gov/nchs/nsfg/index.htm

Scott, Shelby B., Galena K. Rhoades, Scott M. Stanley, Elizabeth S. Allen, and Howard J. Markman , Reasons for Divorce and Recollections of Premarital Intervention: Implications for Improving Relationship Education, Couple Family Psychol. 2013 Jun; 2(2): 131–145

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun