Mohon tunggu...
MASE
MASE Mohon Tunggu... Lainnya - Mochammad Hamid Aszhar

Manusia pembelajar. Pemimpin bisnis. Membangun kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Samudera Kesadaran : Peradaban dalam Kelimpahan

13 Desember 2020   14:41 Diperbarui: 18 Agustus 2024   08:28 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumhttps://www.thevenusproject.com/

Hidup ini sangat mudah dan melimpah. Kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman, obat-obatan, pakaian dan rumah seharusnya bisa diperoleh dengan mudah dan murah untuk semua orang. Inilah peradaban. Tapi jika hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar ini sangat sulit dan mahal, ini sungguh tidak beradab. Ada sesuatu yang salah dan tidak normal. Kita perlu kembali hidup normal seperti makhluk hidup lainnya. Burung bisa membuat sarang dalam 1 atau 2 hari. Tikus bisa membuat lubang tempat tinggalnya dalam 1 malam. Tapi mengapa banyak manusia pintar sekarang membutuhkan waktu 15 tahun untuk bisa memiliki rumah dan itupun diperoleh dengan hutang ? 

Sistem moneter kapitalisme telah men"cekoki" kita dengan  kondisi mental eksklusif. Semakin langka semakin mahal, semakin berlimpah semakin murah. Penuh persaingan dan individualistik. Uang dalam sistem moneter kapitalisme menjadi alat yang sangat kuat tetapi manipulatif, rumit dan destruktif. Tidak lagi membantu planet ini jadi baik justru sebaliknya merusaknya. Padahal uang hanyalah tentang pertukaran dan transaksi yang kita lakukan antar sesama. Uang bukanlah hal obyektif. Uang adalah cerita kolektif tentang nilai yang kita sampaikan satu sama lain. Sebuah fiksi kolektif dengan konsep yang sangat kuat. Karena sangat kuatnya selama beberapa abad lamanya, kebebasan finansial adalah tujuan akhir bagi orang-orang dalam masyarakat modern kita. 

Dalam sistem moneter kapitalisme uang telah identik dengan kehidupan yang baik. Berbagai hal yang dapat kita lakukan dengan uang. Tanpa uang, kita tidak bisa melakukan apapun yang kita inginkan, kita merasa dibatasi dalam kenikmatan hidup kita. Kita tentu mengerti bagaimana rasanya mengkhawatirkan uang sepanjang waktu, mengkhawatirkan apakah kita dapat memiliki cukup makan dan minum, apakah kita bisa untuk menikmati makanan enak atau pengalaman menyenangkan yang sangat kita inginkan. Kita mengerti rasanya mengkhawatirkan uang sepanjang waktu, rasanya sangat tidak nyaman, rasanya sangat membatasi. Bahkan sudah begitu mengakar ketika kekayaan dan jumlah nilai uang yang dimiliki menentukan harga diri seseorang. Inilah mengapa masyarakat modern dan budaya populer sangat menghormati orang kaya. Mereka telah menjadi dewa yang hidup di atas tumpukan uang.

Mengapa kita begitu melekat dengan sistem ekonomi kapitalisme yang ekslusif, langka, rumit, manipulatif, individualistik dan penuh persaingan serta lebih banyak merusak kehidupan di planet bumi yang kita tinggali? Jika besok semua uang di dunia menghilang, apakah kita masih bisa hidup ? 

Jika Anda tinggal di pulai terpencil sendirian. Seberapa banyak uang yang Anda pegang tidak ada artinya. Yang penting ternyata bukan uang, namun akses kepada kebutuhan hidup. Ternyata selama kita masih memiliki sumber daya, teknologi dan manajemen organisasi, kita masih bisa menghasilkan semua yang kita butuhkan dan memiliki akses kepada kebutuhan hidup. Jadi sebenarnya bukan uang yang kita butuhkan. Uang hanya memberi akses ke hasil-hasil pengelolaan sumber daya. Yang sebenarnya kita butuhkan adalah akses ke hasil-hasil pengelolaan sumber daya.

Sebenarnya kita bisa hidup tanpa uang. Yang sebenarnya kita butuhkan adalah akses ke hasil-hasil pengelolaan sumber daya yang terdistribusi dengan sempurna. Kita bisa menggunakan sains dan teknologi dalam memberi akses ke hasil-hasil pengelolaan sumber daya. Dengan sains dan teknologi yang kita miliki saat ini, kita bisa menciptakan semua yang kita butuhkan untuk hidup di planet ini dan menghilangkan kelangkaan. Sistem manufaktur mampu berproduksi dengan otomatisasi tinggi. Sistem artificial intelligent (AI) mampu mendata dan mendistribusikan kebutuhan hidup manusia secara sempurna. Ada semacam Central Access, dimana kita bisa masuk dan mendapatkan apa yang kita butuhkan. Kuantitas dan kualitas yang diproduksi akan didasarkan pada pengumpulan data populasi. Seperti sistem supermarket raksasa, kita tahu berapa banyak yang harus diproduksi dan didistribusikan tanpa ada penyimpanan, tidak ada yang terbuang dan menjadi limbah. Sepenuhnya efektif dan efisien.

Referensi :

Romer, David (2011). Endogenous Growth. Advanced Macroeconomics (Fourth ed.). New York: McGraw-Hill 

Thomas H. Tietenberg (1988), Environmental and Natural Resource Economics, Scott-Foresman

http://www.punpunthailand.org/

Jade Saab, A World Without Money, Mar 24, 2018 [https://jadesaab.com/a-world-without-money-e9024436f08e]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun