Mohon tunggu...
MASE
MASE Mohon Tunggu... Lainnya - Mochammad Hamid Aszhar

Pembelajar kehidupan. Pemimpin bisnis. Mendedikasikan diri membangun kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kesadaran Baru : Membangun Identitas, Membangun Peradaban

12 Desember 2020   20:45 Diperbarui: 23 Juli 2024   19:31 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, ada kelompok masyarakat miskin yang diberikan sapi dan dikatakan "ini sumbangan dari kami". Dan selanjutnya ada kelompok masyarakat miskin lain, yang juga diberikan sapi namun dikatakan sedikit berbeda "sapi ini adalah jalanmu untuk keluar dari kemiskinan, gunakanlah sebaik-baiknya".

Apa yang terjadi kemudian? 

Kelompok masyarakat miskin pertama yang diberikan sapi dan dikatakan "ini sumbangan dari kami" menggunakan primitive instinct-nya yang berada dalam survival mode dan tidak melihat masa depan. Cenderung menghabiskan sapi tersebut dengan cepat sebagai makanan. Sedangkan kelompok masyarakat miskin kedua, yang juga diberikan sapi namun dikatakan sedikit berbeda "sapi ini adalah jalanmu untuk keluar dari kemiskinan, gunakanlah sebaik-baiknya" bisa mengendalikan primitive instinct-nya dan membangun identitas baru serta mau belajar bagaimana mengembangbiakkan sapi tersebut.

Setahun setelah program berakhir dan 3 tahun setelah transfer aset sapi. Kelompok masyarakat miskin pertama yang diberikan sapi dan dikatakan "ini sumbangan dari kami" tidak berubah kehidupan ekonominya. Sedangkan kelompok masyarakat miskin kedua, yang juga diberikan sapi namun dikatakan sedikit berbeda "sapi ini adalah jalanmu untuk keluar dari kemiskinan, gunakanlah sebaik-baiknya" mengalami peningkatan kehidupan ekonominya 133-433%. 

Kisah ini adalah kisah penelitian yang dilakukan Bangladesh Rehabilitation Assistance Committee (BRAC) di Ethiopia, Ghana, Honduras, India, Pakistan dan Peru yang melibatkan 21.000 orang bekerjasama dengan Konsorsium Internasional seperti Consultative Group to Assist the Poor USA dan Ford Foundation. Aset tersebut tidak hanya sapi (penyebutan sapi hanya untuk memudahkan kisah), namun aset yang apa saja yang bisa digunakan untuk mencari nafkah, seperti ternak atau barang untuk memulai toko informal. 

Kisah nyata ini memberikan pelajaran bagi kita tentang pentingnya kesadaran masyarakat bila ingin merubah kondisi kehidupan masyarakat dari kekurangan kepada kondisi kehidupan yang penuh dengan kelimpahan. Masyarakat miskin kelompok kedua tidak hanya diberikan sumbangan, namun juga diberikan kesadaran. Kesadaran untuk mengakui kondisi kemiskinannya, menerima kondisi kemiskinannya. Ketika pengakuan dan penerimaan itu terjadi, selanjutnya identitas masyarakat miskin kelompok kedua yang terkungkung dalam kemiskinan "mencair" dan terbangun pola identitas baru. Identitas baru bahwa kita bisa lepas dari kemiskinan. Identitas baru bahwa kita bisa menjadi manusia/masyarakat yang penuh dengan kelimpahan dalam kehidupan ekonomi.. "Sapi" hanyalah alat untuk "doing" bentuknya bisa beasiswa anak sekolah, kursus ketrampilan tertentu hingga modal usaha.  Namun yang paling penting adalah "being" nya. "Being" dengan identitas baru sebagai manusia yang layak untuk mengalami kelimpahan dalam kehidupan ekonomi.

Referensi :

Ibn Katsir, Ismail  (774 H) "Tafsir Alquran al-Adziim", Dar Alamiah (QS 1 : 1-7)

Al Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad, Ihya Ulumuddin, Almaktaba Alassrya (January 1, 2011)

Nietzsche, Friedrich Wilhelm, Human, All-Too-Human: A Book for Free Spirits, Prometheus (January 2, 2009) 

Banerjee, Abhijit, Esther Duflo, Nathanael Goldberg, Dean Karlan, Robert Osei, William Parienté, Jeremy Shapiro, Bram Thuysbaert, and Christopher Udry. 2015. A Multi-faceted Program Causes Lasting Progress for the Very Poor: Evidence from Six Countries. Science. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun