Barru - Shalat Idul Adha tingkat kabupaten Barru tahun ini dipusatkan di Lapangan Sumpang Binangae Kota Barru, Senin 17 Juni 2924.
Didaulat menjadi khatib Idul Adha, rektor Institut Tekhnologi Bisnis dan Administrasi (ITBA) Al Gazali Barru, Dr. H. Kamaruddin Hasan; M.Pd mengurai makna dibalik kisah Nabi Ibrahin termasuk sosoknya sebagai pemimpin ideal sebagainana yang diceritakan dalam QS Al Baqarah : 123.
"Idul Adha mengandung makna syiar Islam selain siarah ke Baitullah (haji, red). Tersirat sejarah pengorbanan Nabi Ibrahim beserta isteri dan anaknya yang menunjukkan Ibrahim sebagai pemimpin yang ideal,' demikian disampaikan Dr. Kamaruddin dalam khutbahnya.
Adapun 4 pengorbanan yang telah ditunaikan oleh Nabi Ibrahim yang disampaikan rektor ITBA Al Gazali Barru adalah:
Satu, Nabi Ibrahin berkorban atas dirinya sendiri saat dia harus berhadapan dengan ayah dan kaumnya hingga harus diusir dan dibakar hidup-hidup diatas api unggun oleh raja Namruz.
Dua, Nabi Ibrahim berkorban dengan keluarga ketika harus meninggalkan anak dan isterinya  St. Hajar di dekat Baitullah di Makkah yang tandus. Namun itulah bentuk pelajarannya agar anak istrimya ini melaksanakan shalat hingga datangnya anugerah rezeki dari buah-buahan yang menguji rasa syukurnya.
Tiga, berkorban dengan anaknya saat datang perintah menyembelih Ismail, anaknya yanga sangat didambakan kedatangannya begitu lama. Dimana Nabi Ismail ridho menerima perintah ini . Dan Inilah wujud  dari doa Nabi Ibrahim yang senantiasa meminta anak yang shaleh
Peristiwa ini mengingatkan kita tentang sudah semaksimal apa kita mendidik anak-anak kita. Apakah anak kita sudah jadi anak yang taat dan patuh melaksanakan perintah Allah Swt. Karena anak adalah amanah yang karenanya kita bisa masuk syurga atau tersesat dalam neraka.
"Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga: pecandu minuman keras, anak durhaka, dan orang tua yang lalai terhadap keluarganya," ungkap Dr. Kamaruddin mengutip salah satu hadist Rasulullah Saw.
"Sudahkah anak kita taat beribadah, sudahkah mereka menutup aurat?", lanjut beliau
Empat, Nabi Ibrahim berkorban dengan harta dan tenaga saat Nabi Ibrahim dan Ismail bahu membahu membangun dan menjaga Ka'bah yang menjadi kiblat umma Islam seluruh dunia.
Dari peristiwa Kurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dapat kita ambil pelajarannya bahwa yang di Kurbankan bukanlah manusia tapi sifat-sifat  kebinatangan yang ada dalam diri manusia  seperti sikap mengambil hak-hak orang lain, mampu memilih pantas dan ketidak pantasan. Itulah yang harus dibunuh dan di kurbankan sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah Swt.
Kisah perjalanan Nabi Ibrahim memberikan pelajaran bahwa hidup itu butuh pengprbanan, hidup itu butuh pengertian, hidup itu butuh kepedulian, hidup itu butuh kasih sayang, hidup itu  butuh cinta, hidup itu butuh ketulusan, hidup itu butuh kepatuhan, hidup itu butuh kepasrahan.
Pertolongan Allah Swt seringkali hadir saat kita dititik nadir.
Tonton khutbah Idul Adha 1445 H di Lapangan Sumpang BinangaeÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H