Halo sobat kompasiana! Semoga kabarnya baik semua di mana pun berada.
Sejak pandemi Covid 19 yang sudah mewabah di seluruh dunia selama dua tahun banyak sekali yang harus gulung tikar dan kehilangan pekerjaanya. Dan bahkan banyak yang menganggur karena lapangan kerja yang semakin sedikit. Hal ini tidak dapat dihindari karena namanya musibah tidak ada yang tahu.Â
Namun, itulah yang menjadi tantangan kedepannya karena kembali lagi tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Oleh karena itu sangat perlu dan penting bagi kita untuk bersiap-siap menghadapi situasi yang serba sulit sekarang ini. Salah satunya ekonomi dan finansial. Memang uang bukan segalanya tetapi kebanyakan atau hampir semua kebutuhan memerlukan uang.Â
Secara garis besar untuk mendapatkan atau menghasilkan uang ada dua cara yaitu active income dan passive income. Pasti banyak yang bertanya-tanya tentang kedua hal itu, kira-kira apa bedanya ya?Â
Yuk kita bahas bareng-bareng. Yang pertama kita bahas adalah active income atau pendapatan aktif, pendapatan aktif ini merupakan pendapatan yang kita dapatkan saat kita bekerja, melakukan jasa, dll. Sedangkan passive income atau pendapatan pasif merupakan pendapatan yang kita dapatkan baik saat melakukan kerja maupun sedang tidur sekalipun. Jadi dengan mempunyai passive income kita uang kita yang akan bekerja untuk kita.
Nah sekarang pasti sudah tahu dong secara umum passive income apa. Sekarang bagaimana cara mendapatkannya? Yup, salah satunya dengan melakukan investasi. Dengan melakukan investasi sejak dini, keuntungannya akan semakin banyak, jadi jangan ragu untuk investasi ya teman-teman.
Ngomongin investasi, aku punya beberapa instrumen investasi yang bakal aku jelasin lebih detail di bawah ini. Jadi simak ya.
1. Reksadana
Yang pertama ada reksadana. Reksadana ini merupakan instrumen investasi yang cocok banget untuk pemula, mengapa? Karena reksadana termasuk jenis investasi yang low risk atau resikonya rendah, tetapi ingat karena resikonya rendah return atau keunntungannya juga rendah. Lalu apa aja sih yang ada di reksadana?
Dari reksadana, secara umum dibagi jadi tiga yaitu pasar uang, obligasi, dan saham. Ketiganya tentu berbeda mulai dari jenis hingga resiko dan keuntungannya.Â
Contohnya reksadana pasar uang, reksadana jenis ini merupakan jenis reksadana yang cocok untuk jangka waktu yang singkat (12 bulan), lalu obligasi untuk kalian yang sudah mulai terbiasa dengan investasi dan ingin mendapatkan keuntungannya yang lebih tinggi lagi dengan jangka waktu (1-3 tahun), dan yang terakhir yaitu reksadana saham yang mempunyai resiko dan keuntungan yang lebih tinggi daripada dua jenis reksadana sebelumnya dengan jangka waktu (>5 tahun).
Dapat dilihat dari gambar di atas yang saya ambil dari aplikasi reksadana yaitu Bibit untuk lebih jelasnya secara singkat dan padat mengenai reksadana.
2. Saham
Yang kedua yaitu saham. Saham ini merupakan instrumen investasi yang paling banyak didengar dan ditahu orang walaupun hanya sekedar tahu namun tidak melakukan investasi.Â
Sebelum lebih dalam, mari kita cari tahu apa itu saham. Saham adalah bukti kepemilikan atas aset dan hak perusahaan walaupun hanya sebagian tergantung seberapa banyak dan besar saham yang seseorang miliki.
Jadi investasi saham merupakan investasi yang tergolong dalam investasi yang high risk dan high return yang artinya investasi jenis ini memiliki resiko yang tinggi, namun keuntungannya yang didapat pun tinggi.Â
Ada dua jenis saham secara umum yaitu saham lokal (perusahaan lokal / Indonesia) dan saham luar negeri. Dari kedua saham ini punya prospek, keuntungan, dan kelemahan masing-masing. Semisal kita ingin membeli saham lokal itu akan lebih mudah daripada membeli saham dari perusahaan luar karena aksesnya belum seluas ketika kita membeli saham lokal.Â
Tetapi di zaman sekarang sepertinya lebih mudah bagi kita yang ingin menjadi investor di suatu perusahaan karena sudah banyak aplikasi yang memudahkan kita untuk membeli saham baik lokal maupun luar negeri.Â
Investasi saham ini cocok untuk investasi jangka panjang dengan kentungan yang lebih wow daripada intrumen investasi sebelumnya. Dan jenis-jenisnya pun beragam mulai dari perusahaan di bidang bahan pangan, bahan jadi, bahan mentah, teknologi dan lain sebagainya.
3. Crypto
Dan yang terakhir yaitu investasi kripto atau cryptocurrency, yaitu investasi yang sepertinya sangat awam didengar oleh kita. Kripto merupakan mata uang digital yang hanya ada dan bisa digunakan di dunia maya. Investasi kripto, khususnya bitcoin diperkenalkan pertama kali oleh Satoshi Nakamoto pada Januari 2009. Â
Kripto ini termasuk investasi yang bersiko sangat tinggi namun keuntungannya juga sangat tinggi karena sifatnya yang fluktuatif. Investasi ini memerlukan kesabaran dan kesiapan mental yang tinggi, karena jika tidak akan membuat kita kapok dan tidak mau melakukan investasi kembali.Â
Resiko lainnya yaitu jika tidak menggunakan uang dingin (uang yang benar-benar tidak digunakan) dapat hilang seketika karena kripto merupakan mata uang digital dan jika kemanannya rendah akan sangat mungkin sistemnya diretas dan dicuri. Jadi sekali lagi hati-hati.
Baik itu tadi sedikit penjelasan mengenai investasi dan macam-macamnya. Terima kasih karena telah membaca artikel ini semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H