Menurut data dari Asosiasi Game Indonesia (AGI), industri game di Indonesia mencapai Rp 33,5 triliun pada tahun 2020, meningkat 12% dari tahun sebelumnya. Data tersebut menunjukkan bahwa industri game di Industri memiliki potensi untuk terus berkembang dan menjadi industri ang penting di masa depan. Pemerintah Indonesia juga telah mulai memberikan dukungan dan perhatian yang lebih besar terhadap industri esports. Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia mengadakan turnamen esports nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Acara ini menampilkan kompetisi di beberapa game populer seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga menawarkan program pelatihan dan pendidikan untuk para pemain esports muda di Indonesia. Misalnya, program pelatihan esports Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenpora dan Pusat Pelatihan Esports Nasional (PPEN). Program ini bertujuan untuk membantu para pemain esports Indonesia mengembangkan keterampilan dan keterampilan profesional mereka. Semakin banyaknya dukungan dan perhatian dari pemerintah dan perusahaan, diharapkan akan semakin memperkuat industri esports di Indonesia dan menciptakan lebih banyak kesempatan untuk anak muda Indonesia.
Selain itu, esports juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia internasional, karena banyak pemain esports Indonesia yang telah berhasil meraih prestasi di kancah internasional. Namun, ada juga beberapa isu yang perlu diperhatikan terkait dengan antusiasme anak muda Indonesia terhadap esports. Salah satunya adalah masalah kesehatan dan kesejahteraan pemain esports. Bermain game dalam waktu yang lama dapat menyebabkan masalah kesehatan, oleh karena itu bermain game harus dibarengi dengan manajemen waktu yang baik.
Antusiasme anak muda terhadap esports di Indonesia juga muncul karena esports dianggap sebagai jalur karir yang menjanjikan. Ada banyak pemain esports Indonesia yang telah berhasil meraih prestasi internasional dan menghasilkan pendapatan yang signifikan dari bermain game. Dalam beberapa kasus, beberapa pemain esports telah diakui sebagai atlet profesional dan menerima dukungan dari sponsor untuk mengembangkan karir mereka. Salah satu atlet yang sekarang sudah memiliki karir sebagai atlet esport professional adalah seorang kawan dari penulis bernama Muhammad Thariq Azzami atau dengan nama panggilan in-game “KeyMine”, ia merupakan atlet esport dari game PUBG Mobile.
Penulis bertemu dengan Thariq dari tim komunitas online PUBGM, dimana saat itu penulis bergabung dengan tim bertama Universe, seorang anggota tim itu membawa Thariq bergabung, disitulah awal Thariq bermain PUBGM secara kompetitif. Jika ditarik mundur jauh dari itu, awal pertama perkenalan Thariq dengan dunia game adalah saat sangat belia, lalu berkenalan dengan dunia game online saat kelas 2 - 3 Sekolah Dasar sekitar tahun 2011/2012. Thariq awalnya bermain game untuk sekedar seru-seruan dan mengisi waktu luang sebagai hiburan, saat memainkan game itu Thariq merasakan ada rasa untuk meraih rank lebih tinggi, lalu ia pun mulai memainkan game dengan serius. Tim Universe pun berganti nama menjadi SCAV, disinilah kami berdua mulai fokus untuk terjun kedalam dunia kompetitif di PUBGM walau dengan tim yang berbeda, Thariq berada di tim utama. Penulis dan Thariq rajin untuk mengikuti berbagai turnamen, dan melakukan latihan rutin setiap harinya. Latihan rutin dilakukan mulai dari jam 7 malam hingga jam 11 malam dengan 3-4 match setiap harinya, setelah itu terdapat sesi evaluasi yang biasa dilakukan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan dan memperbaikinya.
Selama di tim SCAV, tidak ada turnamen prestisius yang bisa kami dapatkan, entah tim utama maupun tim kedua, perjalanan kami di SCAV cukup panjang, dengan banyak pertimbangan, satu persatu dari anggota tim ini mulai pergi ke tim yang baru, termasuk Thariq. Setelah keluar dari SCAV, ia bergabung dengan tim komunitas Amigo Esport, tim yang diisi Thariq bernama Amigo Sparta.
Disinilah prestasi Thariq mulai muncul, perlahan ia terbiasa dengan dunia kompetitif PUBG, disini kami masih sering bertemu di sesi latihan bersama dan menyaksikan sendiri bagaimana perkembangan tim ini, walaupun untuk turnamen offline, tim ini belum mendapatkan prestasi juara. Karena satu dan lain hal, tim Amigo Sparta memutuskan untuk keluar dari Amigo Esport dan membentuk tim independen bernama Sparta ID yang hanya diisi oleh empat pemain utama yaitu Thariq, Ryan, Rey dan Dap.
Salah satu turnamen yang mereka ikuti dan menjadi salah satu tonggak kesuksesan mereka adalah ketika mereka mengikuti turnamen Pemuda Pancasila National Championship yang diselenggarakan oleh Raftel Esport dan Pemuda Pancasila. turnamen ini memiliki hadiah yang sangat besar sebanyak Rp 100 juta. Saya masih mengingat beberapa momen-momen yang terjadi di turnamen tersebut, hingga Thariq bersama tim Sparta ID sempat menduduki peringkat tertinggi, walau pada hari terakhir harus berbesar hati di posisi ke-7, tetapi walaupun berada di posisi ke-7, perjalanan Thariq dan tim Sparta ID harus diapresiasi hingga penyelenggara turnamen tersebut yaitu Raftel Esport bersedia untuk mensupport tim mereka, maka sejak itu tim Sparta ID diakuisisi menjadi tim utama dari Raftel Esport. Mereka menjalani banyak turnamen online dan offline, lalu beberapa kali menjuarai turnamen online, walaupun di offline belum mendapatkan hasil yang memuaskan, salah satu turnamen offline dimana Raftel Sparta yang saya ingat adalah turnamen Oxirist Team PUBG Championship III, dimana Raftel Sparta belum membuahkan hasil menjadi juara.
Tetapi pada waktu itu, Thariq bersama Raftel Sparta sudah mendapatkan tempat di skena esport di Industri Esport, setidaknya di kancah Tier 2. Setelah berjuang bersama Raftel Sparta, Thariq memutuskan untuk bergabung ke Tim Everlast X untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen Piala Presiden, dan mereka yang beranggotakan beranggotakan Miray, Flux, dan Barrier. Tim Everlast X berhasil lolos untuk kualifikasi Piala Presiden region Jawa, setelah itu mereka mendapatkan tawaran dari tim BMW88 untuk membawa nama mereka dan mewakili di kancah nasional.
Setelah satu bulan membawa bendera BMW88, kabar bahwa PUBG Mobile Pro League Season 5 Closed Qualifier telah dibuka, dan mereka sibuk mempersiapkan tim untuk menghadapi turnamen itu dengan mencari dan men-trial beberapa player ex-PMPL sebelumnya, disitulah momen CoppinLee bergabung, CoppinLee merupakan salah satu pemain veteran atau pemain lama di kancah Esport PUBGM dimana ia sebelumnya pernah bergabung dengan tim Tier 1 yaitu Victim Sovers dan Onic Esport, ini pun menambah kekuatan bagi Tim BMW88 Esport. Bersama tim ini, Thariq menemukan performa terbaiknya, ia dan tim berhasil mengamankan gelar Runner-Up di PMPL ID Season 5 Qualifier sekaligus membuka jalan mereka menuju panggung PUBG Mobile Pro League Indonesia (PMPL ID) Season 5. Ini merupakan salah satu prestasi yang sangat membanggakan dan merupakan impian seluruh anak muda yang ingin berkarir di esport. Akhirnya, Thariq bersama tim BNW melaksanakan PUBG Mobile Pro League Indonesia Spring 2022, panggung tertinggi di kasta esport PUBG Mobile di Indonesia, mereka melaksanakan liga yang diadakan dari 23 Maret 2022 hingga 10 April 2022. Liga ini terdiri dari 20 tim terbaik di Indonesia.
Dari 3 minggu liga, pada minggu pertama Thariq dan kawan-kawan menduduki peringkat ke-16, lalu saat minggu ke-2 mereka berhasil naik ke posisi ke-9 dan menduduki peringkat ke-17 pada minggu ke-3. Sayang, dengan poin akumulasi dari ketiga minggu tersebut, Thariq dengan tim BNW Esport hanya bisa menduduki posisi ke-18 dari 20 tim partisipan, yang praktis membuat mereka tidak bisa melanjutkan perjuangan ke final stage karena hanya 16 tim yang dapat melaju lebih lanjut ke final stage, ketiga tim yang harus ikut pulang bersama tim BNW Esport adalah tim GPX, DG Esports, dan Dewa United.