Mohon tunggu...
Wahyu Davi
Wahyu Davi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

hobi bermain musik, keseharian sebagai mahasiswa di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengaruh Hari Raya Natal dan Tahun Baru Terhadap Harga Pangan di Indonesia

15 Desember 2023   19:00 Diperbarui: 15 Desember 2023   19:19 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/P4N1brLRSm515a8VA

Pendahuluan

Natal dan tahun baru merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, karena di momen ini masyarakat Indonesia menikmati liburan bersama keluarga dan para saudara. Selain itu, bagi umat Kristen dan Katolik ini merupakan hari raya yang sangat ditunggu-tunggu, karena dari momen hari raya ini menjadikan umat Kristen dan Katolik rukun denga kemajemukannya. Adapun dampak yang ditimbulkan di masyarakat dari momen Natal dan Tahun Baru ini adalah harga sembako dan harga bahan pangan pokok mengalami kenaikan harga. Sehingga, warga menjadi resah dan hal ini dibutuhkan peran pemerintah untuk mengatasi dan mengantisipasi lonjakan harga bahan pangan pokok pada Hari Raya Natal dan Tahun Baru di tahun berikutnya. Adapun yang harus dilakukan pemerintah adalah menetapkan beberapa kebijakan dimana kebijakan tersebut bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan masyarakat dapat menikmati masa akhir tahun dengan penuh suk cita tanpa memikirkan situasi harga bahan pangan pokok yang semakin meningkat di setiap tahunnya.

Isi

Sebelum masuk pada pembahasan, dikutip dari laman kompas.com beberapa harga pada akhir bulan Desember 2023 telah mengalami kenaikan. Di tahun lalu dan tahun sekarang sudah jauh berbeda, kenaikannya berkisar mulai Rp 200 sampai Rp 1000 dan bervariasi.

Dilihat dari panel harga Bahan Pangan Nasional menunjukkan bahwa terdapat beberapa kenaikan, diantaranya :

1.Beras premium mengalami kenaikan sebesar Rp 200, dari Rp 14.220 menjadi Rp 14.420 per kg

2.Beras medium mengalami kenaikan sebesar Rp 60, dari Rp 13.020 menjadi Rp 13.080 per kg

3.Cabai rawit merah keriting mengalami kenaikan sebesar Rp 1.160, dari Rp 72. 060 menjadi Rp 73.220 per kg

4.Cabai rawit merah mengalami kenaikan sebesar Rp 520, dari Rp 89.060 menjadi Rp 89.580 per kg

5.Bawang merah mengalami kenaikan sebesar Rp 650, dari Rp 31.280 menjadi Rp 31.930 per kg

6.Bawang putih mengalami kenaikan sebesar Rp 210, dari Rp 36.080 menjadi Rp 36.290 per kg

7.Daging ayam mengalami kenaikan sebesar Rp 350, dari Rp 34.620 menjadi Rp 34.970 per kg

8.Gula konsumsi mengalami kenaikan sebesar Rp 130, dari Rp 17.280 menjadi Rp 17.410 per kg

9.Telur mengalami kenaikan sebesar Rp 370, dari Rp 28.240 menjadi Rp 28.610 per kg

Sumber : https://money.kompas.com/read/2023/12/12/113000726/-update-harga-bahan-pokok-12-desember-2023-harga-beras-hingga-gula-naik

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan harga beras naik dan beberapa komoditas juga ikut mengalami kenaikan, diantaranya :

1.Banyak negara yang menghentikan ekspor beras

Beberapa negara yang melakukan pemberhentian ekspor beras adalah Uganda, Rusia, India, Bangladesh, Pakistan, dan Myanmar. Hal ini mereka lakukan dengan alasan ancaman perubahan iklim dan menyebabkan hasil panen yang rusak ataupun gagal.

2.Dampak El Nino atau Kemarau Panjang

Kepala BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat tentang gejala fenomena el nino yang akan terjadi di Indonesia. Beliau menekankan adanya antisipasi yang segera dilakukan mengingat dampak yang nantinya ditimbulkan mungkin bisa saja lebih parah dari tahun tahun berikutnya.

3.Ketidakmerataan pendistribusian bahan pangan pokok

Kondisi wilayah di indonesia beraneka ragam bentuknya, terdapat juga wilayah-wilayah yang sulit untuk dijangkau dengan kendaraan darat. Dampaknya, beberapa harga di wilayah tersebut tidak sama dengan wilayah yang mudah dijangkau oleh kendaraan darat.

4.Terjadinya inflasi di masyarakat

Dikarenakan jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat, harga barang akan ikut meningkat juga. Karena daya beli masyarakat meningkat, sedangkan stok barang tidak mengalami kenaikan, maka harga barang juga akan ikut naik.

5.Kenaikan biaya produksi

Segala jenis proses industri tak lepas dari biaya produksi yang dihasilkan. Ketika biaya produksi meningkat maka penjualan juga akan menyesuaikan dari biaya itu sendiri, akan tetapi banyak petani yang mengalami kerugian atau bisa juga menjual hasil produksinya jauh dibawah harga yang berlaku di masyarakat.

Sumber : https://www.liputan6.com/hot/read/5415493/penyebab-harga-beras-naik-2023-begini-penanganan-pemerintah?page=4

Peran pemerintah terhadap adanya kenaikan harga bahan pokok pada Natal dan Tahun Baru sangat dibutuhkan. Presiden Joko Widodo menegaskan jikalau negara-negara di dunia saat ini, termasuk Indonesia dihadapkan pada kemungkinan naiknya bahan pangan dan energi yang terus menerus. Dengan adanya hal itu maka Presiden menerapkan beberapa kebijakan yang harus dijalankan di seluruh kota/kabupaten di Indonesia.

Perlu adanya strategi yang harus dilakukan, termasuk investasi dalam infrastruktur distribusi, dukungan terhadap petani, pengawasan terhadap praktik pasar yang tidak sehat, dan kebijakan yang mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Hal ini dapat membantu mengurangi fluktuasi harga pangan, sehingga masyarakat dapat merayakan perayaan dengan lebih stabil secara ekonomi.

Selain upaya pencegahan, perlu juga ditingkatkan langkah-langkah responsif dalam mengatasi kenaikan harga pangan yang tidak terhindarkan. Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan jangka pendek seperti subsidi pangan, distribusi pangan strategis, dan mengawasi praktik spekulatif yang dapat memicu lonjakan harga.

Selain itu, edukasi masyarakat tentang manajemen keuangan yang bijak dan diversifikasi konsumsi pangan dapat membantu mengurangi dampak kenaikan harga. Keterlibatan sektor swasta dan organisasi masyarakat juga penting dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan ini.

Secara keseluruhan, penanganan kenaikan harga pangan memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, produsen, distributor, dan masyarakat, agar dapat menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan. Pemerintah maupun swasta, harus mengerahkan upaya maksimal untuk menggenjot produksi pertanian. Identifikasi masalah pun harus dilakukan pemerintah terhadap penyebab produksi pertanian menurun, salah satunya seperti konversi lahan pertanian.

Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7034916/sederet-upaya-yang-bisa-dicoba-pemerintah-agar-harga-beras-turun

Kesimpulan

Kenaikan harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan permintaan karena meningkatnya konsumsi selama musim liburan, distribusi yang terhambat, serta faktor eksternal seperti cuaca buruk yang memengaruhi produksi. Dampaknya adalah beban ekonomi bagi masyarakat, yang perlu diatasi dengan kebijakan yang mendukung stabilitas harga dan peningkatan produksi pangan.

Selain itu, faktor-faktor seperti fluktuasi nilai tukar mata uang, kenaikan biaya produksi, dan perubahan kebijakan pemerintah juga dapat memengaruhi harga pangan. Kondisi ini menunjukkan pentingnya koordinasi antara pemerintah, produsen, dan distributor untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan, terutama pada periode kritis seperti menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Perlu adanya strategi yang harus dilakukan, termasuk investasi dalam infrastruktur distribusi, dukungan terhadap petani, pengawasan terhadap praktik pasar yang tidak sehat, dan kebijakan yang mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Hal ini dapat membantu mengurangi fluktuasi harga pangan, sehingga masyarakat dapat merayakan perayaan dengan lebih stabil secara ekonomi.

Selain upaya pencegahan, perlu juga ditingkatkan langkah-langkah responsif dalam mengatasi kenaikan harga pangan yang tidak terhindarkan. Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan jangka pendek seperti subsidi pangan, distribusi pangan strategis, dan mengawasi praktik spekulatif yang dapat memicu lonjakan harga.

Selain itu, edukasi masyarakat tentang manajemen keuangan yang bijak dan diversifikasi konsumsi pangan dapat membantu mengurangi dampak kenaikan harga. Keterlibatan sektor swasta dan organisasi masyarakat juga penting dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan ini.

Secara keseluruhan, penanganan kenaikan harga pangan memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, produsen, distributor, dan masyarakat, agar dapat menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan.

Penulis :

M. Wahyu Davi P.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun