Ayam : Hei sapi!!! Apa yang kau keluarkan setiap hari tak dapat dimakan. Kau sungguh hewan kurang ajar!!! Kau mengambil hak intelektualku.
Sapi : Apa!!! Maksudmu apa??? Justru apa yang kukeluarkan adalah pupuk yang membuat seluruh tumbuhan subur, tanah menjadi subur dan manusia menjadi makmur.
Ayam : Apa-apaan kamu??? Kau tak usah membanggakan kotoran hitammu. Yang tak Habis pikir adalah, yang sangat menyakitkan perasaanku, sakitnya tuh disini (sambil parunya mencubit pantatnya). (ayam itu meneteskan air mata).
Sapi : Kau kenapa???
Ayam : Ini gara-gara kamu. Lihat, semua manusia menyebut goreng telur dengan Telur mata sapi. Kenapa bukan telur mata ayam??? Padahal aku yang bertelur. Aku yang berusaha mengeluarkan dari pantatku dengan susah payah. Sakitnya tuh disini, Pi!!!
Sapi : Kau mesti bersabar A. ini bukan salahku, melainkan salah “KAPRAH”
Ayam : Hewan macam itu Kaprah??? Hewan daratan bagian mana dia??? Kenapa aku baru mendengarnya. Seperti apa bentuknya.
Sapi : Kaprah itu bukan hewan, bukan tumbuhan, bukan pula manusia, tapi salah kaprah itu akibat ulah manusia.
Ayam : Manusia lagi.
Sapi : A. kau tak usah bersedih. Aku tahu tentang kesedihanmu. Kau hanya menelurkan dengan ketenangan dan keinginanmu. Sedang aku, yang setiap pagi, susu diresapi, diremas, diambil susunya. Diperas, A. bayangkan. Susuku diperas, hanya untuk mengeluarkan susu. Tapi lagi-lagi dengan SALAH KAPRAH nya manusia. Susu itu bernama SUSU KALENG. Dan, (sapi berkaca-kaca)
Ayam : Dan apa, Pi?
Sapi : parahnya… ingin sangat parah sekali, A.
Ayam : Kenapa, Pi???
Sapi : Tak ada satu manusiapun yang meminum susuku menyebutku “IBU”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H