Butet Kartaredjasa
BÂ awa an tubuh mu terlihat ringkih di makan usia.
UÂ sahlah kau berkata-kata memancing perkara.
T ahu kah engkau suasana tentram itu pilihan bijak bagi yang berakal.
E nyah kan pikiran dangkal yang telah mengendap terlalu lama.
T iada guna residu yang membatu digali lagi untuk perkara dunia.
K ampanye itu sebaik menjual ide atau gagasan agar rakyat sejahtera.
A pa kah engkau anggap adu domba sama dengan adu gagasan.
R uang dan waktu nya jelas berbeda, adu domba di lapangan terbuka, sedang gagasan ada di otak yang tertata.
T api pilihan memang selalu menguras tenaga, seperti kanan dan kiri, lapar dan kenyang, dan seterusnya. Maka, ketika perut mu kosong jangan lah berlari membabi buta.
A pa lagi orang melihat engkau sebagai tonggak keluarga.
R asa rasa nya, karena fitnah sudah merebak kemana mana, arif lah untuk capaian sejahtera.
EÂ ntah itu untuk kebaikan pribadi, keluarga dan apalagi untuk rakyat jelata.
D an itu pilihan terbaik yang ada di depan kita.
JÂ angan sampai viral sesaat, tapi setelahnya sirna di telan masa.
A nggap lah ini nasehat biasa.
S ampai engkau dapat menangkap makna.
A khir kalam aku berkata, mengajar lah di Padepokan seperti biasa.
Penulis, Mohammad Topani S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H