Benyamin mengeluarkan amplop surat dalam jaketnya, amplop bergambar bunga melati yang tertulis "Untuk Bram"..."Dari Karmila."Â
Kuterima amplop itu, tanganku sedikit gemetar dan berkeringat dingin...
Ben's hanya diam, aku pun saat itu terdiam, akhirnya sahabatku ini pamit pulang setelah menghabiskan nasi gorengnya.
***
Menerima dan Membalas Surat.
Bram di Kediaman...
Berat rasanya menulis surat ini, aku kehilangan kata-kata yang pas untuk memulainya.
Maaf Bram...sebenarnya, aku nggak mau melibatkanmu, tapi entah kenapa, perasaan ini selalu mendorong dan memaksaku untuk menyampaikan hal ini padamu.
Bram...sudah sebulan berlalu, Firman nggak ada kabar beritanya, dia janji setiba dirumahnya, segera beri kabar padaku.
Pernah juga aku kirim surat untuknya dengan pos 'Kilat Kusus', tapi nggak ada balasan...kenapa ya Bram?
Apa Firman sudah memberi kabar ke kamu Bram?
Aku menanyakan ini, karena satu-satunya teman akrabnya disekolah hanya kamu Bram, Firman juga pernah mengatakan ini padaku.
Itu saja Bram, maaf ya aku merepotkanmu.
dari Mila...
***