Semoga aku tidak salah menilai...
***
Sebulan kemudian, dimalam hari, Benyamin main kerumahku, aku senang kedatangan sahabatku ini.
Karena selama sebulan suntuk, aku dirumah tidak ada kegiatan yang berarti, kecuali hanya menunggu hasil test Perguruan Tinggi.
Dia-pun pasti sama seperti aku, dan menunggu adalah hal yang paling membosankan.
Sebelum pembicaraan panjang lebar, aku langsung ngajak makan, diwarung nasi goreng diujung jalan dekat rumahku, biar bisa ngobrol bebas seperti dulu.
"Sore tadi Mila datang kerumahku", Ben's bicara, sambil menyuap nasi gorengnya.
Aku tergetar dan diam sejenak, "Oh ya, tumben dia main kerumahmu, gimana keadaan Mila sekarang Ben's?"
"Baik sih, cuma agak kurusan sedikit, Mila nitip surat buat kamu Bram, katanya segera mohon dibalas."
Mendengar jawaban Ben's, aku terkejut! Perasaanku semakin tidak karuan, "Surat?...oh ya, gimana cara menyampaikan balasannya, apakah aku..."
Belum sempat kulanjutakan, Ben's sudah memotong, "Aku nanti yang menyampaikan surat balasan dari kamu Bram, aku kan satu komplek dengan Mila, besok malam aku kerumahmu lagi."
"Baik Ben's, terimakasih atas kebaikanmu, aku usahakan untuk menjawab surat dari Mila."