Benar, waktu aku masih SMP, aku sudah merasakan cinta, yang kata orang dinamai cinta monyet. Dan sampai sekarang, aku belum bisa mendefinisikan, apa itu cinta monyet?Â
Bagiku, itulah cinta pertamaku yang menjadi linimasa, dan selalu kuingat sepanjang hidupku.
Setalah itu, aku mulai sadar diri, dengan memperbaiki tutur kata dan sikap, sebagai laki-laki sejati.
***
Dibangku SMA, akupun mengenal wanita yang selevel dengan gadis kecil semasa SMP.
Waktu kali pertama berpapasan digerbang sekolah dengan gadis ini. Aku sangat terkesima!
Bagaimana tidak, orangnya ceria, murah senyum, hidung mancung, bentuk kaki jenjang, ngajeni-hormat pada yg lebih senior, lemah gemulai..dan...dan...dan semua sifat seperti Puteri Kayangan yang sering kubayangkan, ada pada dirinya.
Ditambaha lagi, bersih kulitnya seperti batu pualam...lengkap sudah.
Sayang dia tidak sekelas denganku...
Aku mulai putar otak bagaimana cara mendekatinya...
Saat itu, kalau seorang gadis agar bisa klepek-klepek dengan laki-laki, pakemnya sudah jelas. Seorang laki-laki harus cerdas, gagah, sedikit berduit dan harus pintar mendongeng...
Dari empat kriteria utama tadi, tidak satupun kriteria tersebut melekat pada diriku, repot kan...apakah ini yang disebut musibah?!