Arnold: Kucing itu hewan teritorial, jadi harus tegas! Tidak boleh memble, jangan sampai ada yang mencaplok wilayah kekuasaan ini dengan seenaknya.
Saya: Jadi siap tarung kalau ada yang berani mencaplok?
Arnold: Betul, saya siap tarung, bahkan tarung sampai mati!
Ini bukan hanya masalah kekuasaan saja, tapi juga tentang kelangsungan hidup, regenerasi, dan harga diri.
Saya: Bisa dijelaskan secara ilmiah dan sistematis?
Arnold: Baik, pertama, dikampung ini banyak kucing betina yang siap dipinang untuk regenerasi, dan ini harus dilindungi.
Kedua, kontrol wilayah harus dilakukan setiap malam, jangan sampai ada batas teritori yang dilanggar.
Ketiga, ketersediaan makanan, seperti tikus, kodok, belalang dan jenis serangga lainnya, dipastikan tersedia dan harus dikuasai, agar kami kucing-kucing yang ada dikampung ini tidak kelaparan.
Saya terdiam sejenak, sambil berfikir keras untuk mengajukan pertanyaan yang lebih tajam.
Saya: Kamu merasa menjadi pemimpin kucing-kucing diwilayah ini?
Arnold: Saya bukan hanya "merasa", tapi saya memang diakui sebagai pemimpin sejati diwilayah kampung ini.
Meraihnya tidak gampang, saya harus bertarung satu lawan satu. Benar-benar seleksi alam, tidak ada tipu-tipu apalagi intrik jahat untuk meraih kepemimpinan dalam dunia kami.
Kadang pernah juga saya dikeroyok, tapi semua bisa diatasi walau badan ini penuh luka.