Yang katanya berkeliaran di hutan rimba, atau roh-roh halus yang ada di Kersik Luway.
Tapi saya kawatir dengan serangan Macan dahan dari atas pepohonan, karena hewan ini nokturnal, berkeliaran malam hari.
Belum lagi ular King Cobra sering melintas ditengah jalan, atau gangguan binantang liar lainnya, seperti babi hutan..
Huhh...jalur untuk menuju penginapan, ternyata hanya bisa melewati jalan "utama" tersebut. Jalan setapak diatas tanah merah (lempung) bercampur pasir putih.
Tidak ada pilihan lain!
Ketika saya sedang berpikir keras, untuk keselamatan kami berdua. Tiba-tiba si pemandu menawarkan bermalam di kampung ini saja, alasannya hampir sama, dengan apa yang saya pikirkan. Yaitu, banyaknya gangguan kalau melintas malam hari.
Bahkan dia menawarkan, bermalam disalah satu tempat yang privasi, berikut dengan "selimut" untuk menahan dinginnya malam, kilahnya.
Saya tidak tahu apa yang dimaksud selimut, dari perkataan si pemandu.
Apakah maksudnya untuk memancing gairah malam, karena memang waktu itu, saya sering minum sari pati Pasak Bumi untuk preventif dari gigitan nyamuk malaria dan untuk..
Kalau itu yang ditawarkan, saya pasti menolaknya!
Maka, saat itu saya lebih memilih untuk pulang kepenginapan di Melak, walau dengan segala resiko menghadang di perjalanan.