Aku terlahir disini..
Tempat yang sangat menjanjikan bagi kehidupan manusia, karena didukung sungai-sungai besar dan hutan belantara yang tumbuh subur..
Dipandang dari atas awan seperti hamparan permadani hijau.
Tak terputus sejauh mata memandang..
Sejuk, nyaman, bersihnya udara melegakan tarikan nafas..
Masih kuingat saat itu..
Jika malam mulai menyelimuti bumi, butir-butir embun hinggap diatas dedaunan bluntas yang menjadi pagar halaman..
Butir embun lainnya menempel diatap-atap rumah membuat udara semakin dingin..
Saat pagi tiba, matahari perlahan mulai menghangatkan bumi..
Kicauan burung meramaikan suasana..
Hewan primata pun berteriak ramai, membuat harmoni alam semakin terdengar padu..
Mahakam yang bersih, disitulah anak-anak ramai mandi dengan gurauannya..
Ada nelayan memancing ikan dan udang dengan mudah dan penuh rasa syukur..
Berkah dari Allah yang Maha Rahman selalu melimpah kepada manusia yang pandai berterimakasih..
Sekarang.!
Hal itu tak kutemukan lagi..
Panas dan debu, itulah kenyataan..
Hamparan hutan menjadi coklat kehitam-hitaman..
Polusi udara sesakan nafas.!
Hutan menjadi gundul..
Fosil pohon rimba jutaan tahun terus dikeruk tanpa peduli..
Dengan raungan mesin dump-truck yang menghasilkan suara sumbang, "aku lebih berhak"..
Lubang-lubang raksasa yang dikeruk ditinggalkan begitu saja..
Permukaanya menganga sambil mengeluh kelangit..
Hutan penyangga resapan air pun terkulai..