Sudah menjadi rahasia umum bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sangat dekat dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Dari saking dekatnya, mereka nyaris seperti ibu dan anaknya.
Dalam berbagai kesempatan, Risma mengaku sangat dekat dengan Megawati dan banyak belajar dari Megawati soal menjadi seorang pemimpin, termasuk pula dalam hal tanaman, penanganan bencana, penanganan bidang sosial dan berbagai bidang lainnya.
Bagi Risma, Megawati itu sudah banyak pengalaman, baik sebagai pemimpin, politisi, maupun sebagai negarawan. Karenanya, Risma sering menanyakan berbagai hal kepada Megawati hingga keluar semua ilmunya dan banyak yang diterapkan Risma di Kota Surabaya.Â
Risma dan Megawati seakan satu frekuensi yang mudah "nyambung" kalau mendiskusikan sesuatu, sehingga setiap kali bertemu dan mendiskusikan sesuatu, mereka seakan lupa waktu. Diskusi mereka pasti selalu bermanfaat hingga menghasilkan program, jadi bukan hanya gosip.
Beberapa waktu lalu, Risma membuka kembali kenangan kedekatannya dengan Megawati sebagaimana dilansir kompas.com. Kala itu, Risma menceritakan ketika bertemu Megawati selalu lama karena banyak yang dibicarakan dan didiskusikan.
Salah satu program yang diaplikasikan di Kota Pahlawan dan merupakan ide dari Megawati adalah penambahan permakanan kepada anak-anak pendidikan usia dini (PAUD). Program ini terinspirasi dari Megawati yang memiliki perhatian lebih kepada anak-anak.
Bahkan, Megawati pernah mengatakan bahwa anak-anak zaman dulu selalu diberi vitamin dan makanan tambahan seperti kacang hijau. Akhirnya, Risma pun memberikan permakanan tambahan bagi anak-anak PAUD dan juga memberikan permakanan kepada lansia dan anak yatim piatu.
Karena berbagai alasan itulah, akhirnya Risma merasa nyaman menjadi kader partai banteng hingga saat ini. Sebagai kader, ia pun akhirnya bersedia ditugaskan menjadi Ketua DPP PDIP bidang Kebudayaan.
Dilantik hingga Cium Tangan
Akhirnya, Risma resmi dilantik menjadi pengurus DPP PDIP masa bakti 2019-2024. Pelantikan itu dilakukan langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDIP, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019) kemarin.
Sejatinya, Risma dilantik menjadi Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDIP pada saat kongres V di Bali. Namun, pada saat itu Risma ada halangan yang tidak bisa ditinggalkan di Surabaya, sehingga pulang duluan dan tidak bisa mengikuti pelantikan pengurus.
Pada saat Megawati mengumumkan Risma masuk dalam jajaran pengurus DPP PDIP di Kongres V Bali, Megawati mengaku baru menghubungi Risma sehari sebelum pengumuman. Megawati pun kaget sampai bilang ajaib karena Risma mau menerima tawarannya itu.
Bagi Risma, ini pengalaman barunya selama terjun dalam dunia politik. Sekali jadi pengurus, dia langsung menerobos batas dan sekat-sekat hingga dipercaya menjadi pengurus DPP PDIP sebagai Ketua Bidang Kebudayaan.
Risma pun dilantik sendirian dan disaksikan oleh pengurus DPP PDIP lainnya. Sebagaimana dikutip dari kompas.com, awalnya Risma mengucapkan janji jabatan sebagaimana yang dibacakan oleh Megawati. Lalu Risma menandatangani sebuah dokumen di hadapan Megawati.
Setelah berbagai proses itu, Risma menyambar tangan kanan Megawati dan menciumnya. Momen itu pun diabadikan oleh wartawan kompas.com hingga foto itu viral di media social. Megawati pun hanya membalas dengan senyuman.
Menurut saya, ini salah satu cara Risma dalam menghormati Megawati, apalagi seperti yang saya sampaikan di atas bahwa Megawati dan Risma bak ibu dan anaknya, sehingga cium tangan merupakan hal biasa yang tidak perlu diperdebatkan.
Selain itu, selama ini Risma memang selalu memegang teguh budaya Indonesia, budaya Jawa yang selalu menghormati orang yang lebih tua atau yang lebih senior. Nah, itulah yang sedang dilakukan oleh Risma.
Apalagi, selama ini Megawati selalu mensupport dan memberikan berbagai masukan kepada Risma tentang pengembangan Kota Pahlawan. Megawati pula yang merekomendasikan Risma menjadi Wali Kota Surabaya dua periode, karena pengusung utamanya adalah PDIP. Melihat hubungan kedekatan kedua tokoh ini, saya kira sangat pantas jika Risma mencium tangan Megawati.
Dalam hal ini, saya pun ingat Pak Jokowi ketika salaman dan mencium tangan Megawati pada saat menjabat Gubernur DKI Jakarta dan bahkan pada saat menjadi calon presiden RI periode pertama. Kala itu, sempat ramai dan bahkan ada pengamat yang meminta Jokowi untuk tidak mencium tangan Megawati.
Jokowi pun menjawabnya dengan santai dan mengatakan bahwa itu budaya Indonesia dan sudah biasa mencium tangan orang yang lebih tua atau lebih senior.Â
Terlepas dari itu semua, mencium tangan yang lebih tua itu sangat baik untuk menghormatinya. Yang paling penting pula, hal ini jangan sampai disangkut pautkan dengan politik, karena itu ranahnya etika.
Salam damai Indonesiaku. Kita berbeda-beda tapi tetap satu. Salam!
Sumber:Â
kompas.com: Cerita Risma Menimba Ilmu ke Megawati untuk Pimpin Surabaya
kompas.com: Dilantik Jadi Ketua DPP PDI-P, Risma Cium Tangan Megawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H