Anies hanya bilang sudah membangun ITF (Intermediate Treatment Facility) dan sudah ada pengelolaan sampah menjadi energy di Bantargebang. Ia juga mengaku sudah menyiapkan roadmap pengelolaan sampah, jika sudah selesai bisa langsung dilaksanakan.
Padahal, yang menjadi masalah besar nantinya adalah Bantargebang akan overload tahun 2021 dan proyek ITF Sunter ditargetkan rampung 2022. Sementara setiap hari, sampah DKI Jakarta mencapai 7.500 ton dan proyek ITF Sunter hanya akan menampung 2.200 ton.
Artinya, ada sisa sekitar 5.300 ton sampah yang tidak akan terurus selama minimal satu tahun, antara overloadnya Bantargebang dan rampungnya proyek ITF Sunter. Nah, 5.300 ton itulah yang menurut Bu Risma sangat menakutkan (medeni).
Oleh karena itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga memastikan bahwa dia siap membantu DKI Jakarta jika memang dibutuhkan. Bagi dia, membantu daerah lain sudah menjadi kebiasaannya selama ini.
Bahkan, Bu Risma juga sudah membocorkan beberapa cara yang bisa dilakukan oleh Anies dalam mengatasi masalah sampah di Jakarta. Ia juga mengaku mempunyai alat yang bisa mengontrol manajemen sampah. Bu Risma pun yakin bahwa alat yang telah diterapkan di Kota Surabaya itu bisa diterapkan pula di DKI Jakarta.
Jadi, tinggal nunggu apalagi Pak Anies!, tidak perlu gengsi untuk belajar pengolahan sampah kepada Bu Risma. Tanggalkan gengsi itu demi kebaikan kita bersama dan demi kebaikan DKI Jakarta.
Kalau pun banyak yang menggunjing Anda belajar ke Surabaya, tidak perlu juga dipikirkan dan dihiraukan. Yang penting sekarang adalah kerja, untuk menangani darurat sampah, yang terjadi di Jakarta.
Demi kebaikan kita semua, demi kebaikan DKI Jakarta, tak ada salahnya jika Pak Anies belajar mengolah sampah kepada Bu Risma. Salam damai selalu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H