Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pendamping Bu Risma Ini Gandeng Bonek Mengharumkan Nama Surabaya

22 Juli 2019   05:30 Diperbarui: 24 Juli 2019   03:05 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bonek, supporter Persebaya biasa memanggilnya Bapak atau sesepuh Bonek. Panggilan khusus kepada Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, dia berhasil merangkul semua lapisan masyarakat, termasuk Bonek muda hingga dedengkot Bonek sampai saat ini.

Pria kelahiran 22 Oktober 1974 itu juga berkali-kali bisa memediasi usulan yang disampaikan Bonek dengan manajemen Persebaya, termasuk pula berhasil menjadi jembatan penghubung antara Bonek, Persebaya dan Pemerintah Kota Surabaya. Atas jasa itulah, Bonek menyebutnya sesepuh.

Wawali pun tak mempermasalahkan panggilan itu, karena dia merasa sudah menjadi Bonek sejak kecil, apalagi dia lahir di Kota Surabaya dan besar di Surabaya, tentu menjadi Bonek adalah suatu kebanggaan. Bahkan, sekitar tahun 1993 atau 1994, dia pernah nonton pertandingan Persebaya ke Yogyakarta. 

Berkali-kali dia juga "mbonek" ke luar daerah hanya untuk nonton pertandingan Persebaya. Dengan berjalannya waktu dan kesibukannya di partai politik, ia tidak mengikuti perkembangan sepak bola lagi. Ia pun tak lagi "mbonek" atau tidak nonton Persebaya bertanding.

Namun, jiwa dan hatinya terpanggil kembali untuk "mbonek" ketika mendengar bahwa Persebaya agak sulit menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Bahkan, saat itu ia mendengar bahwa Presiden Persebaya Azrul Ananda berencana memindahkan home base Persebaya dari Surabaya ke daerah lain. 

Padahal, ia sadar bahwa Persebaya adalah salah satu ikon dan kebanggaan Surabaya yang berhak mendapatkan fasilitas GBT. Ia pun merasa tidak boleh Persebaya memindahkan home base-nya dari Surabaya ke daerah lain, karena itu ciri khas Surabaya.

Kedekatan emosional dan beberapa alasan itulah yang membuatnya mau turun kembali membantu Persebaya, supaya bisa bertanding di Surabaya sebagai home base-nya. Bagi dia, Persebaya adalah kebanggaan Kota Surabaya dan ikon Kota Surabaya. Akhirnya, dia pun turun langsung membantu Persebaya hingga saat ini.

Kini, dia didapuk menjadi Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) setiap pertandingan Persebaya di Stadion GBT. Mendengar Wawali "turun gunung" dan "mbonek" lagi, bonek-bonek yang sudah mengenalnya, termasuk dedengkot Bonek, semakin semangat untuk mendukung Persebaya.

Dan ternyata, dia pun sudah berpamitan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk membantu mengurus Persebaya lagi dan bersama-sama Bonek membangun Surabaya dengan cara yang berbeda. Pembagian peran dan kerja antara wali kota dan wakil wali kota itulah yang membuat Surabaya terus harmonis dan dinamis, sehingga kotanya pun terus berkembang.

Mengharumkan Nama Surabaya

Sejak Wawali terjun langsung menjadi Panpel setiap pertandingan Persebaya, entah kebetulan atau bagaimana, Bonek pun semakin hari semakin membaik, Persebaya pun kian mengukir prestasi. Bahkan, di tubuh Bonek seakan ada revolusi mental.

Perlahan tapi pasti mereka menghapuskan citra buruknya selama ini. Wawali sangat senang Bonek sudah mau berpartisipasi dalam berbagai aksi sosial. Salah satunya dalam safety riding hingga pernah mengumpulkan ribuan boneka untuk penderita kangker. Bagi dia, kepedulian Bonek semacam inilah yang turut menumbuhkan rasa kemanusian bagi warga Kota Surabaya dan bisa menjadi contoh positif bagi semuanya.

Selain itu, Bonek kian tertib dalam mendukung klub kebanggaannya, meski jumlah supporternya terbanyak. Kini, Bonek sudah jauh berbeda dibanding dulu, sehingga hal ini juga bisa mengharumkan nama Kota Surabaya dari sisi lain. Artinya di sini, sumbangsih Bonek untuk membangun Surabaya dan mengharumkan nama Surabaya sangat besar.

Suami Dini Syafariah Endah ini juga mengaku semakin senang ketika jajaran Pemkot Surabaya terutama Wali Kota Risma semakin perhatian kepada Persebaya. Terbukti, Wali Kota Risma mau turun langsung ke Stadion GBT untuk memimpin renovasi GBT dan menambah beberapa fasilitasnya, termasuk akses menuju stadion kebanggaan arek-arek Surabaya itu.

Bahkan, Wali Kota Risma juga pernah menemui para pemain dan official Persebaya U-17 yang baru menjadi juara. Wawali pun sangat senang melihat perubahan ini, karena dia sebenarnya ingin menunjukkan kepada Bu Risma bahwa Bonek saat ini sudah berubah, tidak seperti dulu lagi.

Berbagai usaha dan perjuangan Wawali itu berbuah manis. Puncaknya, ia diganjar penghargaan oleh Sie Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat. 

Penghargaan itu adalah Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 untuk kategori Kepala Daerah Peduli Olahraga. Penghargaan bergengsi itu diterima saat puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (9/2/2018).

Penghargaan ini menjadi salah satu bukti bahwa Wawali membangun Kota Surabaya dari sisi yang berbeda, tanpa harus mengabaikan tugasnya sebagai pendamping Wali Kota Risma. Sebagai pemimpin, semua aspek dan lapisan masyarakat termasuk Bonek juga harus diperhatikan, sehingga daerah atau kota yang dipimpinnya bisa aman dan kondusif.

Bagi Wawali, meskipun sudah mengurusi Bonek, namun tugasnya sebagai Wakil Wali Kota Surabaya tidak pernah dia tinggalkan. Dia juga rutin turun ke tengah-tengah masyarakat untuk mengetahui langsung berbagai keluhan yang dirasakan oleh masyarakat, sehingga apabila hal itu belum "disentuh" oleh Wali Kota Risma, berarti tugasnnya lah yang "menyentuh"-nya. Dia pun membantu warga yang membutuhkan itu. 

Pembagian tugas dan peran dalam menjalankan roda pemerintahan selalu dia jalankan sebaik mungkin. Meski begitu, Wawali enggan menghubungkan antara tugas sebagai Wakil Wali Kota Surabaya dengan tugasnya sebagai Panpel di Persebaya. Ia juga berkali-kali menegaskan bahwa sepak bola itu tidak boleh dipolitisasi, karena itu akan kontra produktif.

Makanya, dia mengaku selalu memisahkan antara kepentingan Persebaya dengan tugasnya sebagai Wakil Wali Kota Surabaya. Alhasil, dia bersama Wali Kota Risma terus berjalan beriringan demi membangun Kota Surabaya menjadi lebih baik lagi ke depannnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun