Dari kelimanya itu, saya ingin mengangkat poin nomor tiga yang berkaitan dengan perekonomian, meskipun beberapa poin lainnya juga ada yang berkaitan dengan perekonomian, tapi poin tiga ini lebih spesifik dan perlu diapresiasi dalam pengembangan ekonomi ke depannya.
Kira-kira pidato lengkap Jokowi saat itu seperti ini: "Kita harus mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan. Jangan ada yang alergi terhadap investasi. Â Dengan cara inilah lapangan pekerjaan akan terbuka sebesar-besarnya. Oleh sebab itu, yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas, baik perizinan yang lambat, berbelit-belit, apalagi ada punglinya! Hati-hati, ke depan saya pastikan akan saya kejar, saya kontrol, saya cek, dan saya hajar kalau diperlukan. Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi karena ini adalah kunci pembuka lapangan pekerjaan".
Menelaah narasi pidato itu, Jokowi menunjukkan "taring"nya sebagai presiden yang akan tegas dalam menjalankan pemerintahannya ke depan. Dari narasi tegas ini, Jokowi seakan member isyarat bahwa ke depannya, pemerintahannya tidak ada beban untuk membasmi orang-orang yang tidak mendukung kemajuan negara.
Narasi "saya kejar", "saya control", "saya cek", dan "saya hajar" merupakan pilihan kata yang jarang dipakai oleh Jokowi selama pemerintahannya yang pertama. Saat berpidato pun, Jokowi sangat lancar dan tidak lagi kaku, seakan mengisyaratkan bahwa dia sudah siap menjalankan pemerintahannya nanti dengan tanpa beban.
Dari pidatonya kemarin yang lancar dan garang, seakan menegaskan bahwa dia sudah menguasai masalah yang terjadi di Indonesia ini dan sudah siap untuk memperbaiki berbagai masalah itu. Semoga ke depannya Indonesia semakin maju di tangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H