Hingga saat ini, Pemkot Surabaya terus mempermudah perizinan, termasuk bagi usaha baru yang bermunculan di Surabaya. Tentu saja, hal itu demi menarik investor dari dalam dan luar negeri supaya menanamkan modalnya di Surabaya.
Kini, beberapa negara juga memercayakan Surabaya sebagai tujuan investasinya. Salah satunya Tiongkok, Vietnam, dan Inggris.
Meski begitu, data dari DPMPTSP menunjukkan bahwa PMA hanya mengisi sebagian kecil dari total investasi di Surabaya. Bahkan, mayoritas investasi berasal dari modal dalam negeri dan non-fasilitas yang bersumber dari usaha rakyat.
Data-data ini menarik untuk dicermati. Data ini juga menunjukkan bahwa UMKM dan usaha-usaha kecil lainnya tumbuh subur di Kota Surabaya, apalagi perizinannya terus dipermudah oleh pemerintah.
Selain itu, data ini juga menunjukkan bahwa Kota Surabaya yang dipimpin oleh Tri Rismaharini ini mampu berdikari secara ekonomi tanpa harus bergantung pada modal asing.
Menurut saya, ini setimpal dengan perkembangan dan perjuangan Wali Kota Risma dalam membangun kotanya.
Sederet inovasi dari berbagai sektor terus dikembangkan di Kota Pahlawan itu. Ruang terbuka hijau terus ditambah hingga suhunya menurun, transportasi dan pembangunan jalannya terus ditata hingga terintegrasi, dan sistem pemerintahannya terus dikembangkan hingga menjadi percontohan.
Wali Kota Risma dan jajarannya seakan tidak pernah kehabisan ide untuk terus berinovasi, termasuk menarik investor.
Hasilnya, misi Wali Kota Risma untuk membawa Surabaya menjadi pusat penghubung perdagangan dan jasa antarpulau dan internasional, nampaknya sudah berhasil. Kurang apa coba di Surabaya, sudah lengkap!
Terimakasih Bu Risma dan jajaran Pemkot Surabaya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H