Usaha dan kerja keras memang tidak pernah mengkhianati hasil. Cara dan waktunya bekerja memang sulit ditiru. Kalau sudah kadung bekerja, ia nyaris lupa waktu.
Dalam kamus kepemimpinannya, tiada kata libur untuk memperbaiki dan membangun Surabaya. Bahkan, waktu 24 jam seakan kurang bagi dia. Akhir pekan pun, dia isi dengan bekerja dan terus bekerja.Â
Yang dipikirkan hanyalah Kota Surabaya beserta kesejahteraan warganya. Ia tidak mau setengah-setengah dalam membangun Surabaya.
Apalagi, jika sudah berbicara keindahan, kebersihan dan tata kota, jangan coba-coba menawarkan konsep ala kadarnya di hadapan Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya. Dia ingin yang terbaik untuk Surabaya!
Selama dua periode menjabat Wali Kota Surabaya, ia selalu konsisten membangun dan mengembangkan Surabaya dari berbagai aspek. Kerja keras itu pun berbuah manis, berbagai penghargaan nasional hingga internasional disapu bersih.
Salah satu penghargaan yang membanggakan adalah Lee Kuan Yew World City Prize. Sebuah ajang penghargaan tingkat internasional yang diberikan oleh Urban Development Authority (URA) dan Center Liveable Cities (CLC).
Penghargaan ini diterima berkat Program Peningkatan Kampung Unggulan dan Pahlawan Ekonomi yang ada di Surabaya. Selain Surabaya, kategori Special mention juga diterima oleh Hamburg (Jerman), Kazan (Rusia) dan Tokyo (Jepang). Adapun penghargaan utama Lee Kuan Yew diraih oleh Seoul (Korea Selatan).Â
Itu artinya, Kota Surabaya sudah sejajar dan sekelas kota-kota besar dunia. Akhirnya, mimpi untuk memasukkan Surabaya dalam peta dunia menjadi kenyataan yang sangat luar biasa.
Dalam sambutannya, ia pernah menyampaikan bahwa dulu waktu dia ke luar negeri dan memperkenalkan diri berasal dari Kota Surabaya, masih banyak yang tidak tahu.
Bahkan, ada yang tanya posisi Surabaya dalam peta dunia itu sebelah mana? Tapi sekarang sudah berbeda, mereka sudah tahu kehebatan Surabaya. Tak jarang orang-orang luar juga mengira bahwa Surabaya itu sebuah negara.
Di tangan Wali Kota Risma, Surabaya memang jauh berbeda, lebih cantik nan indah. Keberhasilan ini tentu tak lepas dari pengalaman kerjanya di masa lalu.
Sebelum menduduki orang nomor satu di Kota Surabaya, perempuan kelahiran Kediri, 20 November 1961 ini pernah menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya tahun 2005 dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) tahun 2008-2010.
Berbagai pengalaman menghijaukan dan merancang pembangunan Kota Surabaya itulah yang kemudian diteruskan hingga menjadi Wali Kota Surabaya. Makanya, seakan dia hafal betul master plan Surabaya dan cara mengubah Surabaya menjadi sebuah kota yang diperhitungkan dunia.
Peraih penghargaan Scroll of Honour Award ini juga pernah bermimpi menjadikan Kota Surabaya sebagai kota seribu taman. Setelah delapan tahun dia menjabat, ada sebanyak 129 taman aktif atau ruang terbuka hijau dalam bentuk taman yang dilengkapi beberapa fasilitas dan dapat digunakan oleh masyarakat atau pengunjung.Â
Selain itu, ada pula 287 taman pasif di Kota Surabaya. Taman pasif ini merupakan ruang terbuka hijau dalam bentuk jalur hijau dan median jalan. Bahkan, jumlah luasan ruang terbuka hijau di Kota Surabaya hingga tahun 2017 sudah mencapai 7.275,82 hektare.
Jumlah itu terus bertambah mengingat Pemkot Surabaya terus melakukan pembangunan taman-taman dan ruang terbuka hijau di berbagai titik di Kota Surabaya.
Terakhir, Wali Kota Risma meresmikan 70 taman yang tersebar di berbagai titik di Kota Surabaya. Secara simbolis, peresmian itu dilakukan di Taman Harmoni.
Berbagai pembangunan taman itu diharapkan terus menekan suhu panas di Surabaya. Ia bermimpi suatu saat nanti, suhu di Kota Surabaya diharapkan bisa mencapai 22 derajat celsius. Dia optimis bisa mencapai titik itu karena pembangunan ruang terbuka hijau terus ditambah.
Selain itu, Presiden UCLG ASPAC ini juga sudah membangun jalan baru sepanjang 1.745 kilometer dan juga pedestrian sepanjang 42,384 Kilometer yang terintegrasi dengan pembangunan drainase.
Saat ini, Surabaya sudah memiliki 56 rumah pompa yang kapasitasnya terus ditambahkan. Rumah pompa itu pun sudah dilengkapi dengan genset untuk persiapan apabila listrik padam.
Terobosan yang juga banyak mendapatkan apresiasi adalah Command Center 112 yang selalu siap membantu warga Kota Surabaya dalam menghadapi masalah apapun, mulai dari masalah kebakaran, kecelakaan hingga masalah pribadi.Â
Bahkan, petugas CC112 juga pernah membantu menolong kucing yang kejepit di tas atap dan tidak bisa turun. Hingga persoalan sekecil itu pun dibantu oleh petugas Command Center 112, sehingga warga Kota Surabaya sudah banyak yang memanfaatkan terobosan apik ini.
Sedangkan inovasinya yang banyak menyita perhatian dunia adalah Suroboyo Bus yang membayar tarifnya dengan botol plastik. Pembayaran tarif bus ini banyak diapresiasi dunia luar, sehingga tamu-tamu yang datang ke Surabaya selalu terkagum-kagum dengan Wali Kota Risma.Â
Konsep smart city dan e-government yang diterapkan Surabaya juga tak kalah menariknya. Konsep ini banyak mendapatkan penghargaan dan selalu dicontoh oleh berbagai daerah di Indonesia maupun di luar negeri.
Wali Kota Risma juga banyak mendapatkan penghargaan melalui inovasinya dalam mengajak anak muda dan ibu-ibu untuk bergabung dalam Pejuang Muda dan Pahlawan Ekonomi. Mereka diberi pendampingan mulai awal hingga akhir, dan ternyata sudah banyak yang sukses mengembangkan UMKM-nya.
Sukses karena Kepeduliannya
Rasanya, tulisan ini tak akan mampu merinci banyaknya terobosan-terobosan Wali Kota Risma dalam membangun Surabaya. Leadershipnya yang luar biasa, mampu menjadikan Surabaya mendunia, terutama dalam spontanitas memberikan contoh dan sentuhan kepeduliannya kepada sesama.
Turun langsung ke gorong-gorong untuk mengecek tempat air tersumbat, bukan pekerjaan luar biasa bagi Wali Kota Risma. Dia tak kapok kendati pernah patah tangan akibat terkilir saat loncat dari gorong-gorong. Saat hujan deras membuat banjir di beberapa titik, Wali Kota Risma rela tidak tidur, ia turut memantau banjir keliling Surabaya.
Bersama sopir pribadinya, ia tak takut kehujanan menuju pintu-pintu air dan memastikan rumah pompa di berbagai titik berfungsi dengan baik. Saat menemukan pompa yang rusak, ia cerewet meminta agar pompa itu segera dibenahi.
Bahkan, apabila ada kemacetan di suatu titik yang dikunjunginya, tak jarang pula dia turun  jalan dan langsung mengatur arus lalu lintas supaya lancar kembali.
Contoh-contoh semacam ini selalu ditunjukkan oleh Wali Kota Risma, sehingga jajaran Pemkot Surabaya terus semangat membangun Surabaya menjadi yang terbaik.
Di samping itu pula, Wali Kota Risma ini juga terkenal peduli kepada sesama. Di Pemkot Surabaya, ada program pemberian makanan gratis kepada sekitar 267.483 orang yang terdiri dari lansia, anak kurang gizi dan beberapa pasien penyakit khusus.
Bahkan, setiap kali ada bencana di berbagai daerah di Indonesia, Pemkot Surabaya tidak pernah absen dalam memberikan bantuan.
Yang terakhir, Wali Kota Risma memberikan secercah harapan baru bagi keluarga anggota KPPS yang meninggal seusai pemilu. Satu persatu masalah keluarga almarhum dibantu, sehingga harapan untuk melanjutkan hidup, dapat dirasakan oleh keluarga almarhum.Â
Ia hadir di tengah-tengah warga yang berduka, dan menjadi embun penyejuk kehidupan mereka. Inilah sejatinya seorang pemimpin. Terimakasih Bu Risma sudah mengajarkan kepedulian dan menjadi contoh sebuah pemimpin yang benar-benar hadir di tengah-tengah masyarakat.
Melalui tulisan ini, saya juga ingin berdoa kepada Tuhan supaya Bu Risma selalu diberi kesehatan dan diangkat semua penyakitnya serta bisa beraktivitas kembali seperti biasanya. Sehat selalu Bu, Indonesia masih membutuhkanmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H