Mohon tunggu...
Penulis Bayangan
Penulis Bayangan Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis yang terlintas dipikiran

Seorang introvert yang selalu menuangkan kisahnya dalam tulisan yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humor

Karena Jomblo Bukan Sebuah Kutukan

20 Juli 2019   15:47 Diperbarui: 20 Juli 2019   15:57 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pasti di ciptakan berbeda terdiri dari laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki berbagai kekeurangan dan kelebihan masing-masing agar bisa saling melengkapi satu sama lain. Mungkin dulu ketika masih kanak-kanak terlihat wajar sekali apabila anak laki-laki dan anak perempuan bermain bersama-sama seperti bermain gobak sodor, kelereng, masak-masakan, bentengan, petak umpet dan lain-lain. Sungguh masa-masa kecil yang ku rindukan pada saat itu. Kita bermain tanpa mengenal kata baper dan cemburu.

Berbeda halnya dengan kondisi saat ini dimana anak-anak sudah bermain game di gadget sejak kecil sehingga keindahan permainan tradisional pun hanya tinggal cerita saja. Selain itu anak-anak jaman sekarang pun juga sudah mengenal kata pacaran sejak masih SD. Sungguh ini adalah hal yang miris bagi ku. Aku miris bukan karena iri dengan anak-anak kecil yang sudah berpacaran sedangkan aku masih jomblo. Bukan karena hal itu. Tapi miris karena seharusnya mereka masih anak-anak dan fokus pada sekolahnya bukan malah berpacaran.

Tak jaran kegiatan berpacaran tersebut berujung pada hal-hal yang tidak di harapkan. Dan tentunya pihak yang paling di rugikan adalah wanita karena kehilangan masa depannya. Mereka yang seharusnya mampu meraih cita-cita setinggi-tingginya kndas di tengah jalan karena kehilangan hal yang sangat berharga dalam hidupnya.

Lalu bagaimana dengan akuyang sudah berusia 22 tahun ini?

Alhamdulillah sampai detik ini masih bisa merasakan kenikmatan sebagai seorang jomblo.

Mungkin ada yang bertanya-tanya "Jomblo kok nikmat? Nikmat darimana? Diluar sana banyak orang yang berjuang keras untuk menghindari status jomblo.

 Hmm, nikmat atau tidaknya status jomblo itu tergantung bagaimana cara kita memandang dan menyikapinya. Seperti halnya kopi yang terasa pahit akan tetap dapat di nikmati karena si penikmat kopi mampu menikmati pahitnya kopi. Dan aku tidak takut terhadap status jomblo karena bagiku jomblo itu bukanlah sebuah kutukan melainkan sebuah kesempatan untuk terus memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal di masa depan.

Sampai detik ini pun kehidupanku tetap baik-baik saja walaupun berstatus jomblo. Justru dengan status jomblo ini aku dapat bebas menekuni hobi saya, memperbanyak kenalan dan berkomunikasi dengan banyak orang. Walaupun terkadang ada saat-saat merasa agak baper ketika teman-teman seusia aku sudah pada menikah dan memiliki anak sedangkan aku masih jomblo.

Adakalanya keinginan untuk mengakhiri kejombloan itu muncul karena sebagai seorang manusia yang normal tentunyajuga merasakan tertarik kepada lawan jenis. Namun, setelah aku pikir-pikir kembali rasanya rugi sekali jika aku menuruti keinginan untuk mengakhiri kejombloan dengan berpacaran. Rugi uang, waktu, tenaga dan takutnya menjadi dosa. Hal yang seharusnya aku mampu mengontrol perasaanku ini sambil terus memperbaiki diri.

Fokus menyelesaikan kuliahku kemudian bekerja setelah lulus kuliah untuk mencari nafkah. Setelah kehidupanku membaik dan memiliki masa depan yang cerah, Insya Allah jodoh akan datang tepat waktu dan di saat itulah perkataan cinta tak sekedar bualan belaka melainkan sebuah komitmen bersama untuk melangkah ke surga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun