Salah satu hal yang menarik dari observasi saya di Rumah Sakit Universitas Airlangga adalah pentingnya pemahaman bahwa perawat dan dokter memiliki keahlian masing-masing yang saling melengkapi. Sebagai contoh, perawat memiliki pengetahuan mendalam tentang kebutuhan fisik pasien dan respons pasien terhadap perawatan yang diberikan. Di sisi lain, dokter memiliki pengetahuan tentang diagnosis medis dan pengobatan yang lebih teknis.
"Kekuatan tim berasal dari masing-masing anggota individu. Kekuatan setiap anggota adalah tim." - Phil Jackson
Namun, kolaborasi tidak hanya terbatas pada peran medis semata. Dalam situasi kritis, perawat seringkali berperan sebagai penghubung antara pasien, keluarga pasien, dan tim medis lainnya. Dukungan emosional yang diberikan oleh perawat kepada pasien dan keluarga sangat berperan dalam proses pemulihan pasien. Hal ini menjadi bagian penting dalam keseluruhan perawatan, karena kondisi mental pasien juga mempengaruhi kesembuhannya.
Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan Tim Kesehatan
Salah satu rekomendasi penting dari hasil observasi saya adalah perlunya pelatihan kolaborasi yang lebih intensif antara dokter dan perawat. Rumah sakit harus menyediakan pelatihan yang tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis medis, tetapi juga pada pengembangan keterampilan komunikasi dan kerja tim. Pelatihan seperti ini dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan koordinasi antara dokter dan perawat dalam memberikan perawatan.
"Kerja sama tim membuat mimpi menjadi nyata." - John G. Maxwell
Salah satu program pelatihan yang efektif di Rumah Sakit [Nama Rumah Sakit] adalah simulasi tim medis yang melibatkan dokter, perawat, dan profesional medis lainnya. Simulasi ini memungkinkan semua anggota tim untuk bekerja bersama dalam situasi yang meniru kondisi dunia nyata, sehingga mereka bisa mengasah keterampilan komunikasi dan koordinasi dalam memberikan perawatan yang terbaik bagi pasien.
Mengatasi Tantangan dalam Kolaborasi
Tentunya, meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kolaborasi, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah perbedaan persepsi tentang batasan peran masing-masing profesi. Dalam beberapa kasus, ada kesenjangan antara harapan dokter terhadap perawat, atau sebaliknya, yang dapat menyebabkan ketegangan. Salah satu solusi untuk ini adalah menciptakan budaya saling menghormati, di mana peran setiap anggota tim diakui dan dihargai.
"Kerja sama tim terbaik datang dari seseorang yang bekerja secara mandiri menuju satu tujuan secara bersamaan." - James Cash Panney
Di Rumah Sakit Universitas Airlangga, pihak manajemen rumah sakit telah mulai mengadopsi kebijakan yang mendorong kerja tim yang lebih baik, termasuk melalui program mentoring antara perawat dan dokter. Program ini memungkinkan dokter dan perawat muda untuk belajar satu sama lain, berbagi pengalaman, dan membangun rasa saling percaya yang lebih kuat.