Untuk mengoptimalkan upaya pengawasan pemilu, maka para pemuda perlu melakukan hal-hal berikut. Pertama, bertindak secara proaktif dalam mengikuti dan menanggapi isu terkini seputar kepemiluan baik dari media sosial maupun di lingkungan sekitar. Kedua, membantu menyebarkan edukasi kepada orang-orang terdekat tentang pencegahan risiko dari kecurangan pemilu, seperti praktik money politic, ujaran kebencian, penggunaan isu SARA, serta kecurangan lainnya. Ketiga, melaporkan oknum penyelenggara pemilu kepada Bawaslu, DKPP, ataupun Sentra Gakkumdu apabila terindikasi melakukan pelanggaran administrasi ataupun pidana pemilu.
Mengacu pada data yang dirilis oleh KPU, Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu 2024 sangat didominasi oleh generasi Z dan milenial dengan akumulasi mencapai 56,45 persen. (Bilal Ramadhan-Republika, 2023). Angka ini menunjukan bahwa suara pemuda berpotensi menjadi penentu kemenangan di pemilu 2024. Olehnya itu, keunggulan dari segi kuantitas perlu diimbangi dengan kualitas. Hal ini berarti bahwa para pemuda terlebih dahulu harus mengenali secara lebih mendalam tentang rekam jejak dari calon wakil rakyat sebelum menentukan pilihan. Â
Dari seluruh bentuk partisipasi pemuda terhadap penyelenggaraan pemilu, hal yang paling sederhana dan terpenting ialah menggunakan hak pilih. Dengan memberikan suara di TPS, para pemuda tidak hanya menerapkan kontrak sosial semata, akan tetapi juga berkomitmen untuk mewujudkan perkembangan dan kemajuan Indonesia. Pada akhirnya, kita semua berharap agar penyelenggaraan pemilu 2024 berlangsung tertib dan aman, serta melahirkan pemimpin dan wakil rakyat yang amanah dalam memperhatikan kesejahteraan rakyat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H