Mohon tunggu...
Mohammad Syafri
Mohammad Syafri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pemuda yang ingin belajar dan mengembangkan potensi diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggaungkan Peran Pemuda dalam Merawat Nilai Demokrasi

28 Oktober 2023   09:37 Diperbarui: 28 Oktober 2023   09:46 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesuksesan sebuah bangsa dalam melaksanakan program pembangunan fisik maupun non-fisik sangat bergantung dari dukungan berbagai komponen, termasuk generasi muda. Kreativitas, inovasi, serta kegigihan merupakan karakter yang dapat menunjang peran penting pemuda di balik kemajuan bangsa. Adanya keterlibatan pemuda juga menjadi sinyal bahwa proses regenerasi berjalan dengan baik sebagai wujud dari upaya untuk menjamin kelangsungan pembangunan.

Sejarah mencatat, pengaruh pemuda terhadap perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia sudah tampak sejak era kebangkitan nasional. Pada era tersebut, para pemuda membentuk organisasi Boedi Uetomo yang memiliki tujuan menjamin kehidupan bangsa yang terhormat. Adapun langkah yang dilakukan pemuda adalah menyerukan pentingnya pendidikan dalam melawan praktik kolonialisme. Dengan bermodalkan pendidikan, perlawanan rakyat tidak hanya bersifat perang fisik semata, akan tetapi juga dapat diwujudkan dengan perjuangan pemikiran.

Selain menyerukan arti penting pendidikan, para pemuda juga menggairahkan semangat persatuan. Aspek persatuan dipandang sebagai faktor penentu dalam menghimpun kekuatan guna mengakhiri derita penjajahan. Misi persatuan bangsa yang diprakarsai generasi muda akhirnya terealisasi melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Dalam peristiwa tersebut, seluruh pemuda berkomitmen untuk menyatukan bangsa, tanah air, dan bahasa dalam bingkai keberagaman Indonesia.

Setelah mencapai kemerdekaan yang diimpikan, sumbangsih pemikiran dan tenaga dari generasi muda tentunya masih tetap dibutuhkan Bangsa Indonesia dalam menghadapi sejumlah momentum yang penting, seperti penyelenggaraan pemilu.

Berdasarkan ketentuan yang termuat dalam UUD NRI Tahun 1945, pemilu adalah bentuk manifestasi dari kedaulatan rakyat. Tak hanya itu, pemilu juga merupakan titik awal yang sangat menentukan kebijakan serta sikap politik Bangsa Indonesia untuk lima tahun mendatang. Adanya makna esensial di balik pemilu membuat seluruh lapisan masyarakat, khususnya para pemuda harus ikut berpartisipasi untuk menjaga nilai demokrasi pada pemilu 2024.

Adapun wujud partisipasi pemuda terdiri dari dua bentuk, yaitu partisipasi internal dan partisipasi eksternal. Secara internal, para pemuda dapat berpartisipasi dengan menjadi bagian dari penyelenggara pemilu, yaitu Bawaslu dan KPU.

UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu telah menetapkan struktur keanggotaan Bawaslu dan KPU dalam berbagai tingkatan wilayah. Pada tingkat TPS, Bawaslu dan KPU memiliki keanggotaan yang terdiri dari Pengawas TPS (PTPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Keanggotaan inilah yang kemudian dapat dimaksimalkan oleh generasi muda.

Manfaat bergabungnya pemuda dalam keanggotaan penyelenggara pemilu ialah dapat mempermudah proses mobilisasi yang berkaitan dengan persiapan alat kelengkapan TPS, pemungutan dan penghitungan suara, penginputan hasil suara, serta pengawasan seluruh aktivitas di TPS. Segala kemudahan tersebut tentunya tak terlepas dari ciri khas yang melekat pada pemuda, yaitu energik, responsif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Di sisi lain, pemuda juga akan memperoleh keuntungan berupa pengalaman dan wawasan yang komprehensif tentang kepemiluan. Hal ini tentunya dapat menjadi aset begi pemuda untuk meniti karir di bidang politik ataupun bidang lainnya.

Partisipasi eksternal dari pemuda terhadap penyelenggaraan pemilu dapat dimaknai bahwa pemuda merupakan aktor di balik layar yang berperan dalam mengontrol setiap tahapan pemilu, termasuk tindakan dari peserta, penyelenggara, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam kontestasi pemilu.

Aspek pengawasan pemilu dari segi eksternal pada saat ini memang sangat dibutuhkan, mengingat realita menunjukan bahwa dinamika politik Indonesia sedang mengalami kondisi yang kronis. Hal ini terlihat dari penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sejumlah instansi yang selama ini diyakini objektif memberikan pandangan terkait suatu persoalan. Namun, pada nyatanya instansi tersebutlah yang justru memicu timbulnya kegaduhan dalam ranah demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun