Mohon tunggu...
Mohammad Shihab
Mohammad Shihab Mohon Tunggu... Dosen - Asisten Profesor

Mohammad Shihab adalah asisten profesor di bidang ilmu komunikasi di President University, Cikarang, Jawa Barat. Korespondensi e-mail shihab.my.id@gmail.com; website https://shihab.my.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hasil Cek Turnitin Tinggi Sudah Pasti Plagiarisme?

19 Oktober 2024   15:11 Diperbarui: 19 Oktober 2024   15:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Anna Shvets/Pexels

Gelar doktor Menteri Investasi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menjadi sorotan. Selain karena berhasil lulus doktor dalam waktu kurang dari dua tahun, disertasi Bahlil juga tidak luput dari cibiran netizen karena hasil cek kesamaan via Turnitin yang beredar di media sosial X mencapai 95%.

Dalam dunia akademik, Turnitin menjadi salah satu aplikasi yang membantu menganalisis tingkat kesamaan sebuah tulisan akademis. Cara memeriksanya cukup mudah. Pengguna Turnitin hanya perlu mengupload naskah tulisan ke website Turnitin. Kemudian, aplikasi ini akan memperlihatkan tingkat kesamaan tulisan kita dalam bentuk prosentase.

Aplikasi ini juga menunjukkan sumber-sumber dokumen yang mirip dengan tulisan yang diperiksa. Karena itu, semakin tinggi angka prosentase Turnitin, maka penulisnya semakin diyakini melakukan plagiarisme.

Padahal, kita tidak boleh buru-buru menghakimi tulisan yang hasil Turnitin-nya tinggi pasti plagiat. Menurut KBBI, plagiat terjadi ketika seseorang mengambil suatu karangan orang lain dan mengakuinya sebagai hasil karangannya sendiri.

Plagiat juga tidak mengenal besar kecilnya ide atau karya yang dijiplak. Selama kita mengambil ide atau tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumber dan nama aslinya maka kita telah melakukan tindakan plagiarisme.

Misalnya, saya mengkopi sebuah tulisan di sebuah artikel jurnal ilmiah dan menuliskannya pada naskah tulisan saya tanpa menyertakan nama penulis dan sumber aslinya. Tindakan saya inilah yang disebut plagiarisme.

Kembali ke Turnitin, bagi saya Turnitin hanyalah alat yang membantu kita mendeteksi tingkat kesamaan tulisan kita dengan tulisan-tulisan yang sudah ada secara online. Kita tidak bisa memvonis sebuah tulisan yang hasil Turnitin-nya tinggi pasti hasil plagiarisme.

Siapa tahu sebagian tulisan yang mirip tersebut ternyata mencantumkan sumber aslinya. Karena itu konten tulisannya pun harus kita periksa apakah mencantumkan sumber atau tidak.

Meskipun kita tidak bisa langsung memvonis bahwa hasil Turnitin yang tinggi pasti plagiat, sebuah tulisan yang tingkat kesamaan di Turnitin lebih dari 50% bagi saya tidaklah wajar. Apalagi bila tingkat kesamaannya mencapai 95%. Bisa jadi tulisannya memang banyak kesamaan atau ada sesuatu dengan pengaturan Turnitin sehingga hasilnya sangat tinggi.

Untuk mencegah terjadinya plagiarisme, maka universitas biasanya menetapkan batas wajar tingkat kesamaan Turnitin. Kisarannya berada di 15%-30% tergantung pada kebijakan universitas masing-masing.

Sebagai akademisi yang diwajibkan menulis karya ilmiah, maka meningkatkan keahlian parafrase dan manajemen referensi menjadi penting agar kita terhindar dari tindakan plagiarisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun