Mohon tunggu...
Mohammad Shihab
Mohammad Shihab Mohon Tunggu... Dosen - Asisten Profesor

Mohammad Shihab adalah asisten profesor di bidang ilmu komunikasi di President University, Cikarang, Jawa Barat. Korespondensi e-mail shihab.my.id@gmail.com; website https://shihab.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjelajah Budaya Jawa di Museum Ullen Sentalu

6 September 2024   15:35 Diperbarui: 6 September 2024   15:39 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Mei 2024 yang lalu, saya memutuskan untuk motoran sendirian dari Jonggol ke Dieng. Tur ini melewati kota Semarang Surakarta, dan Yogyakarta.

Sebelum mengarah ke Dieng, Wonosobo, saya menyempatkan diri menjajal jalanan di Kaliurang, Sleman, di kaki gunung Merapi, pada Jumat, 31 Mei 2024 yang lalu.

Jalanan di Sleman ini sangat khas pedesaan dengan medan yang cukup menanjak. Motor pun harus sehat benar rem dan CVT-nya biar motoran tetap aman.

Pastikan juga tangki bensinmu terisi penuh agar motorannya puas. Karena di daerah wisata Kaliurang tidak ada SPBU selain bensin eceran.

Udara Kaliurang sangat sejuk dan menyegarkan. Kita bisa melihat penampakan Gunung Merapi dari sini bila cuaca cerah.

Tidak heran banyak tempat wisata di daerah ini. Sepanjang motoran saya melewati banyak tempat wisata. Salah satunya adalah Museum Ullen Sentalu.

Saya pun mampir sejenak di Museum Ullen Sentalu. Museum ini menyimpan berbagai koleksi artefak arkeologi, seni dan budaya Jawa pada zaman kerajaan Mataram Islam.

Selain itu, kita juga bisa menikmati udara segar karena museum ini dikelilingi oleh pepohonan yang sangat rindang. Bagi saya, Museum Ullen Sentalu ini tidak hanya menyegarkan pengetahuan tentang sejarah, tapi juga menyegarkan paru-paru. So refreshing.

Ullen Sentalu menawarkan tiga jenis tur dengan cerita yang berbeda-beda. Saya memilih Tur Vorstenlanden dengan harga 100,000 rupiah. Saya membeli tiketnya di langsung di konter dengan menggunakan uang tunai.

Tur Vorstenlanden ini dilakukan secara berkelompok maksimal delapan orang. Kita di ajak untuk menjelajah masuk ke dalam masa kejayaan Kasultanan Yogyakarta dan Kusunanan Surakarta melalui koleksi-koleksi yang terbilang langka. Salah satu yang paling populer adalah arca Ganesa yang asli.

Dalam tur ini kita juga diajak untuk singgah di rumah klasik bergaya Indies. Di sini kita bisa melihat koleksi kebaya, batik, dan hiasan antik budaya Indies yang merupakan akulturasi budaya Jawa-Belanda-Tionghoa.

Rumah klasik tersebut menjadi titik akhir dari Tur Vorstenlanden ini. Setelah itu, kita boleh mengambil minuman dan camilan khas bangsawan Belanda.

Selama tur kita tidak diperkenankan untuk mengambil gambar maupun video. Hal ini ditujukan untuk menghargai hak cipta dari Museum Ullen Sentalu.

Namun, kita masih boleh berfoto sepuasnya di spot-spot yang tidak menampilkan koleksi museum.

Museum Ullen Sentalu ini berdiri di lahan yang luas dan merupakan bagian dari pekarangan rumah pemilik Museum Ullen Sentalu. Jadi, sebenarnya kita sedang berwisata ke halaman rumah orang dan wisata di halaman orang ini berbayar.

Museum Ullen Sentalu cocok untuk kamu yang senang dengan sejarah budaya Jawa dan pastinya foto-foto yang estetik untuk memenuhi Instagrammu.

Selamat menjelajah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun