Mohon tunggu...
Rd. Rizki Luthfiah Aziz
Rd. Rizki Luthfiah Aziz Mohon Tunggu... Aktor - An Observer and Participant of Life

Pengelana yang ingin mengarungi samudra kehidupan dan menyelami misteri alam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wibawa SMAN 5 Bandung Melampaui Zonasi

9 Juli 2020   01:23 Diperbarui: 9 Juli 2020   13:04 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari mulai yang tukang belajar, langganan ikut olimpiade, tukang nyanyi, tukang ngartis,  tukang ribut dan lainnya, ada satu kesamaan di antara mereka: sama-sama bangga menjadi siswa-siswi SMAN 5. Ketika siswa lain sering menutup seragamnya dengan jaket saat main di luar sekolah, teman-teman saya justru pernah memarahi saya karena menggunakan jaket. 

"Biar keliatan tulisan sekolahnya", kata mereka. 

Ketika siswa lain enggan menggunakan pin dan sabuk yang menunjukkan logo sekolah mereka, salah satu barang yang paling laku di koperasi sekolah adalah pin dan sabuk sekolah. Hampir semua siswa-siswi tetap mengenakan atribut lengkap saat main sepulang sekolah. 

Pakaian seragam yang tidak dimasukkan dengan rapih ke dalam celana adalah kehinaan bagi sebagian dari kami karena itu dianggap bentuk ketidakhormatan pada lambang besar sekolah bergambar burung hantu yang terletak di sabuk yang semestinya terlihat jelas setiap kali kami berjalan.

Itulah sekolah kami, penerus trah HBS yang dulu untuk lolos seleksi harus bergantung pada silsilah keluarga. Namun kini untuk lolos seleksi justru mengutamakan kedekatan jarak tempat tinggal. Padahal kawan saya ada yang dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat dan sengaja mencari kostan karena keharuman nama sekolah kami sudah sejak lama tercium hingga ke daerahnya. Lalu ada juga kawan saya yang tinggal di Cimahi dan harus berangkat dari rumah pagi-pagi buta setiap kali pergi sekolah. 

Jadi, seakan lelucon bila kami waktu itu membayangkan bahwa lokasi tempat tinggal bisa menjadi nilai plus untuk lolos diterima di sekolah ini.

Maka tidak heran bila saya ingat betul suasana ketika hari pertama mengenakan seragam SMAN 5 dan mampir ke SMP sepulang sekolah, saya dan kawan SMP yang juga lolos di SMAN 5 dititipi pesan oleh salah satu guru SMP kami yang berkata, 

"selamat ya kalian masuk SMAN 5, yang bangga ga cuma kalian tapi juga sekolah. Sekarang kalian jaga nama baik SMP karena kalian di sana sekaligus mewakili SMP ini, jangan sombong dan tetap istiqamah".

Semoga saja di masa penerimaan siswa berdasarkan zonasi ini tidak mengurangi kualitas dan kewibawaan SMAN 5 Bandung tercinta, karena bila demikian yang kecewa tidak hanya kami para alumni di masa modern tapi juga para Meneer dan Mevrouw alumni dan pengajar HBS Bandoeng yang sudah melewati sejarah yang sangat panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun