Mohon tunggu...
Mohammad Rizal Diansya
Mohammad Rizal Diansya Mohon Tunggu... Mahasiswa - KompasiaNers | Airlangga University | Ners Muda

.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Pasang Surut Pandemi, apa yang perlu diperbaiki

7 Februari 2022   10:49 Diperbarui: 4 April 2024   07:01 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh yang sehat merupakan dambaan setiap orang. Siapa coba yang tidak ingin sehat dan bisa beraktivitas sesuka hati tanpa keterbatasan. Kondisi sakit terkadang membuat orang menjadi stress karena tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. ketika sakit, masing-masing orang memiliki caranya sendiri untuk mendapatkan kesembuhan. Ada yang pergi ke dukun, ada yang memanggil tukang urut, ada yang pergi ke klinik, puskesmas bahkan rumah sakit dan ada juga yang memilih tetap di rumah untuk sekedar beristirahat atau minum jamu-jamuan tradisional. Masing-masing orang di tiap daerah memiliki cara yang unik untuk memilih pengobatan untuk dirinya ataupun keluarga. 

Indonesia memiliki wilayah yang luas, dari sabang sampai merauke dengan berjajar ribuan pulau yang membentang luas di perairan Indonesia. Banyaknya pulau, turut andil dalam keberagaman suku dan budaya di Indonesia sehingga masing-masing daerah tentunya memiliki keunikan masing-masing. Mungkin karena hal ini lah terjadi keberagaman masing-masing daerah dalam memilih teknik pengobatan. selain itu, keberagaman ini juga dapat menjadi keuntungan bagi Indonesia karena etnik budaya yang khas sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun internasional.

Dibalik keuntungan wilayah dalam sektor pariwisata, terselip juga kekurangan dalam sektor lainnya. Salah satunya sektor kesehatan, tentunya sektor ini tidak luput dari mudahnya akses bagi pelayanan kesehatan. Beberapa daerah di Indonesia mungkin ada yang memiliki keterbatasan dalam akses pelayanan kesehatan terutama yang berada di wilayah pelosok. Jika kita berkaca pada kondisi saat ini, apakah sektor kesehatan di Indonesia sudah layak? Jika, Iya. Apakah akses tersebut dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat? Jika, Iya. Apakah masing-masing daerah punya akses yang sama terhadap layanan kesehatan. Namun bagaimana halnya jika semua pertanyaan tadi dijawab tidak? Tentunya akan lebih banyak lagi PR pemerintah untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.

Sektor kesehatan memang tidak dapat dianggap sepele. Meskipun pada saat ini fokus kita adalah perbaikan ekonomi pasca pandemi, tetapi pada kenyataannya angka kasus Covid-19 di Indonesia terutama munculnya varian baru Covid-19 perlu menjadi kewaspadaan kita semua.

Pada tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi G20. Presidensi ini dimulai sejak bulan desember 2021 lalu hingga puncaknya pada bulan November 2022 mendatang.  Indonesia mengusung tema Recover Together Recover Stronger, yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Harapan kita semoga dengan pemulihan ekonomi, sektor kesehatan di Indonesia ikut bangkit juga.

Pada presidensi G20 ini terdapat 7 agenda prioritas finance track yang akan dibahas, diantaranya:

  • Exit strategy yang membahas kebijakan countercyclical untuk melindungi negara-negara yang masih dalam tahap pemulihan ekonomi dan merancang exit policy. Exit policy dalam hal sepemahaman saya yaitu kebijakan untuk keluar dari keterpurukan ekonomi.
  • Upaya mengatasi dampak pandemi Covid-19. Agenda ini membahas lebih lanjut terkait dampak pandemi terhadap sektor riil, tenaga kerja dan keuangan serta upaya mengatasi dampak berkepanjangan (Scarring effect) atau krisis akibat pandemi.
  • Payment system in digital era, berupa standar pembayaran lintas batas negara dan prinsip-prinsip pengembangan uang digital yang diterbitkan bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
  • Sustainable finance yang membahas risiko iklim dan risiko transisi ke arah ekonomi rendah karbon dan sustainable finance
  • Sistem pembayaran lintas negara (Cross-border payment). Pemanfaatan perkembangan teknologi digital untuk mendukung digitalisasi ekonomi.
  • Financial inclusion (Inklusi keuangan), yaitu membahas pemanfaatan sistem open banking dan peran teknologi digital serta peluang meningkatkan akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
  • International taxation (Perpajakan Internasional).

Meskipun prioritas agenda G20 tahun ini lebih berfokus pada peningkatan kapasitas ekonomi internasional. Namun, semoga dengan peningkatan kapasitas ekonomi ini Indonesia juga mendapat manfaat besar lain terutama dalam peningkatan jumlah devisa negara sehingga sektor-sektor lain yang perlu dibenahi dapat tersentuh dan mendapatkan akses perbaikan, terutama bagi wilayah-wilayah pelosok Indonesia yang mungkin masih minim terhadap akses pelayanan kesehatan.

Harapan kita semua yaitu terjangkaunya akses pelayanan kesehatan oleh semua lapisan masyarakat dan tercapainya standar pelayanan kesehatan masing-masing daerah. Maju terus Indonesia. Marilah pulih bersama, pulihkan kekuatan. (Recover Together, Recover Stronger).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun