Mungkin? Tidak apa, obat sakit kepala sudah siap apabila mendesak. Ini belum seberapa apa yang Bapak dan Ibu perlu korbankan untukku, disini perjuanganku terus berjalan.
Mengeluh? Apa itu mengeluh? Air mata dan tubuh yang berpeluh tidak menjadi pengaruh.
Hujan badai yang menerjang tidak menjadi suatu tantangan.
"Ibu, Bapak, aku lulus," ucapku dengan gembira. Aku berhasil, Ibu, Bapak, aku berhasil. Aku berhasil meraih mimpi. Mungkin tidak setinggi surga ataupun langit, tapi aku harap pencapaianku cukup membuat kalian bahagia.
"Ibu, Bapak, aku pulang. Aku rindu, aku sayang. Aku pulang," ucapku sambil mencium batu nisan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H