Mohon tunggu...
Mohammad Nuril
Mohammad Nuril Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univesitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanti Indonesia Emas dengan Pendidikan yang Belum Berkualitas

8 Juni 2024   00:20 Diperbarui: 8 Juni 2024   05:09 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan dan kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Indonesia yang pada dasarnya adalah negara berkembang, dengan sendirinya bisa menjadi negara maju jika pendidikan berjalan dengan baik dan benar.

Indonesia Emas 2045 adalah impian besar bangsa ini. Impian tersebut menggambarkan Indonesia sebagai negara yang maju, mandiri, dan berdaulat pada saat yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun kemerdekaan. Namun, apakah mimpi besar tersebut benar-benar dapat diwujudkan?. Mengingat banyak sekali permasalahan di negeri ini yang tak kunjung menemui solusi.

Terdapat sebuah fakta bahwa populasi Indonesia akan meningkat antara tahun 2030 dan 2040. Populasi pekerja di Indonesia meningkat hingga 64 persen dari sekitar 297 juta penduduknya. Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi salah satu pasar terbesar di dunia antara lain karena tenaga kerjanya yang berkualitas tinggi, terdidik secara teknologi, inovatif dan produktif. dan kemampuan untuk mentransformasi perekonomian kita.

Namun kenyataannya pendidikan di Indonesia mengalami kemunduran sehingga kualitas pendidikan di Indonesia berada pada level terendah, tertinggal dibandingkan negara lain. Jika dilihat secara keseluruhan, banyak penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut P.H Combs (1968), terdapat beberapa permasalahan besar dalam pendidikan saat ini. Contohnya:

  1. Meningkatnya jumlah siswa tidak diimbangi dengan tersedianya layanan pendidikan yang berkualitas. Di Indonesia, jumlah penduduk muda yang disebut generasi emas direncanakan meningkat pada tahun 2045. Dimana masyarakat usia produktif berkuasa pada tahun ini. Jika kualitas pendidikan di Indonesia tidak ditingkatkan, apa yang diharapkan generasi emas di tahun 2045 hanyalah angan-angan belaka. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

  2. Kurangnya fasilitas dan sumber daya keuangan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Keberlangsungan proses pendidikan tentu saja didukung oleh fasilitas yang memadai dan juga sumber daya keuangan yang cukup untuk memenuhi segala kebutuhan penunjang proses pendidikan, seperti buku, gedung, dosen, dan lain-lain.

  3. Tingginya biaya pendidikan Nampaknya semakin maju zaman, semakin mahal pula biaya hidup, termasuk biaya pendidikan. Pembebasan biaya pendidikan biasanya hanya terjadi di sekolah negeri yang berada di kota besar. Namun, yang terjadi di sekolah yang berada di kota kecil justru sebaliknya. Hal ini juga menyebabkan kesenjangan dalam pendidikan.

  4. Ketidakakuratan Hasil Pendidikan Hasil pendidikan yang diperoleh peserta didik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat. Banyak orang yang tidak bisa mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama belajar di masyarakat. Hal ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan. 

  5. Inefisiensi sistem pendidikan Sistem pendidikan saat ini menunjukkan keterlambatan dalam merespon tuntutan perkembangan zaman. Dengan demikian, tidak ada keselarasan antara sistem pendidikan saat ini dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang.

Untuk permasalahan diatas pasti ada faktor penyebab permasalahan tersebut. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia disebabkan oleh tiga faktor, yaitu sebagai berikut:

  1. Faktor Pembelajaran Semua permasalahan pendidikan yang ada di masyarakat Indonesia disebabkan oleh kegagalan sistem pendidikan. Baik itu kegagalan pendidikan di lingkungan keluarga, kegagalan pendidikan di masyarakat, maupun kegagalan pendidikan di sekolah. Jika seluruh aspek di atas tidak optimal dalam penyelenggaraan pendidikan anak, maka anaklah yang menjadi korbannya. Timbul beberapa hal atau sikap yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun