Bogor - Pada tanggal 1 Juli 2021 kemarin pemerintah menerapkan PPKM Darurat hingga 20 Juli 2021, dan akhirnya setelah tanggal 20 Juli tersebut pemerintah menegaskan bahwa PPKM Darurat iini akan diperpanjang selama 6 hari dan memberikan dampak kepada masyarakat.
Salah satunya seperti di Komplek Inkopad, Kecamatan Tajurhalang. Bahwa PPKM darurat ini menyebabkan dampak negatif untuk para pekerja dan para warga sekitar soal ekonomi yang dibutuhkan, namun setelag PPKM darurat di perpanjang pun penularan virus corona masih menggila, bahkan kasus covid -- 19 meningkat hingga dua kali lipat.
Dan Banyak bagi warga yang merasakan dampak dari PPKM darurat ini salah satunya seperti dampak ekonomi yang kian semakin menurun dan harus mencukupi kebutuhan ekonomi masyarakat.
"sebenarnya mah PPKM darurat ini sangat baik, namun lain halnya lagi jika kita tidak mendapatkan kebutuhan ekonomi dari pemerintah, kita juga membutuhkan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan keluarga dirumah, selain mengharapkan bantuan dari pemerintah kita bisa apa, harus kerja kekantor terus untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga." Ujar Dita salah satu warga yang harus bekerja kekantor
Dalam pemberlakuan PPKM ini dampak ekonomi lah yang sangat di hiraukan banyak pemerintah, kondisi ekonomi juga sedang tidak baik baik, bahkan pedagang kaki lima di Komplek Inkopad, Kecamatan Tajurhalan banyak yang di usir dan dilarang berjualan karena kasus lonjakan pasien Positif Corona.
"ya sebenarnya sedikit kesal, jika diusir dengan secara paksa atau di semprot air. Namun mau gimana lagi selain berjualan kita bisa dapat apa untuk kebutuhan ekonomi keluarga, mengharapkan pemerintah juga percuma, dana bansos aja di korupsi gimana kita bisa mengharapkan bansos dari pemerintah selain berjulana sendiri." Ujar salah satu pedagang kaki lima
Banyak masyarakat yang sudah menangani dampak ekonomi tersbut, seperti salah satunya berjualan online, seperti makanan, tanaman, atau benda yang sekiranya bisa dijual.
"berjualan Online disaat PPKM ini sangatlah menguntungkan untuk kebutuhan ekonomi saya, selain tidak keluar rumah terlalu sering dan saya juga tidak perlu repot -- repot membeli bahan yang susah didapatkan, saya berjualan juga dengan bahan yang sudah ada dirumah." Ujar Riska salah satu penjual online
Dalam PPKM darurat ini banyak pasar tradisional yang masih buka dan masih mengundang kerumunan orang walaupun kalau dilihat memang banyak orang yang menggunakan masker dan mencuci tangan setibanya dipasar tradisional namun menjaga jarak sangatlah susah untuk di terapkan oleh banyak masyarakat.
Namun banyak pendagang pasar dan kaki lima menentang dan melawan penerapan PPKM darurat ini. Puluhan warga menyerang petugass yang sedang melakukan pratoli protokol kesehatan di daerah Kecamatan Tajurhalang, Bogor.
Warga tersebut sempat tak terima karena banyak pedagang lainnya yang terkena razia. Dan akhirnya pedagang mulai melempari dan menyerang mobil operasional petugas. Kasus seperti itu tidak hanya ada di Kecamatan Tajurhalang melainkan hampir di seluruh daerah yang masih mengumpulkan kerumunan dan masih terlihat oleh petugas yang melakukan patrol protokol kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H