Mohon tunggu...
mohammad masykur
mohammad masykur Mohon Tunggu... Dosen - Each page we read is a step toward knowledge, and every word we write is a mark we leave on the world

Reading and writing are very beneficial in everyday life. Both provide opportunities to continue learning, creating, and sharing with the world. By reading, we can travel to various parts of the world, while by writing, we can leave a mark and have a positive influence on others. Not only does this make life more meaningful, but it also opens up many opportunities for personal and social development.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Syariat dan Adat Masyarakat Madura

26 November 2024   18:55 Diperbarui: 26 November 2024   18:57 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Antara SYARIAT dan Adat

MASYARAKAT MADURA  

 

Oleh: Mohammad Masykur 

 

          Carok adalah tradisi yang dikenal dari Madura, Indonesia, dan mengacu pada pertarungan antara dua pihak untuk menyelesaikan perselisihan, biasanya melibatkan kehormatan atau harga diri. Meskipun Carok dianggap sebagai bagian dari budaya dan adat istiadat Madura, namun adat istiadat ini menimbulkan banyak bahaya dan akibat yang serius baik bagi pihak yang terlibat maupun masyarakat luas.

    Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan hukum Islam yang melarang pembunuhan, dan nilai-nilai tradisional yang mungkin mendukung praktik Carok. Carok seringkali mengakibatkan kematian salah satu pihak. Perkelahian ini seringkali melibatkan tidak hanya dua orang, namun juga anggota keluarga dan teman, sehingga berpotensi memperburuk situasi dan menimbulkan korban lebih lanjut.

    Carok dapat menyebabkan siklus balas dendam yang panjang. Keluarga atau kelompok yang merasa terhina atau kehilangan orang yang dicintai karena pencurian mungkin merasa perlunya balas dendam, yang dapat memicu konflik berkelanjutan dan merusak hubungan antara individu dan masyarakat yang ada.       Carok selain menimbulkan korban jiwa juga dapat menimbulkan kerusakan tatanan sosial dan ekonomi masyarakat. Ketakutan akan kekerasan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, mengurangi investasi, dan menyebabkan ketidakstabilan sosial. Praktek Carok dapat menimbulkan prasangka negatif terhadap masyarakat Madura secara keseluruhan. Pihak luar mungkin memandang Madura sebagai daerah rawan kekerasan yang dapat mempengaruhi pariwisata dan hubungan sosial.

Pembunuhan dilarang keras menurut hukum Islam. Al-Qur'an dengan jelas menyatakan dalam Surat Al-Maidah (5:-32): "Barangsiapa membunuh satu orang, maka seolah-olah dia telah membunuh semua orang. " Hal ini menunjukkan betapa seriusnya akibat dari pembunuhan, baik secara moral maupun spiritual.

Islam mengajarkan pentingnya perdamaian, saling memaafkan, dan penyelesaian konflik secara damai. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya menjaga nyawa dan kehormatan orang lain dalam banyak hadits. Oleh karena itu, praktik Carok yang berujung pada pembunuhan jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, adat versus syariah orang Madura pilih yang mana?

    Masyarakat Madura seringkali dihadapkan pada dilema antara menjaga adat istiadat dan mengikuti ajaran agama. Di satu sisi, Carok dipandang sebagai cara untuk menjaga kehormatan dan martabat. Di sisi lain, hukum Islam menekankan pentingnya melindungi kehidupan dan menyelesaikan konflik dengan lebih baik. Penting bagi masyarakat Madura untuk merefleksikan nilai-nilai yang dianutnya. Akankah mereka terus melakukan praktik-praktik yang berpotensi membahayakan, atau akankah mereka memilih mengikuti ajaran agama yang menekankan perdamaian dan saling pengertian?

    Carok di Madura menimbulkan banyak bahaya yang tidak hanya berdampak pada individu yang terkena dampaknya tetapi juga masyarakat luas. Menghadapi dilema antara adat dan hukum Islam, penting bagi masyarakat untuk memilih jalan yang lebih damai dan konstruktif. Mengutamakan dialog tanpa kekerasan, mediasi, dan resolusi konflik merupakan langkah bijak dan sejalan dengan ajaran agama. Dengan demikian, Madura mampu menjaga nilai-nilai budayanya tanpa mengorbankan cara hidup dan keharmonisan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun