Mohon tunggu...
Mohammad Khamdan Yuwafi
Mohammad Khamdan Yuwafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / FIPS / PGSD / UNU Blitar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika namamu ingin di kenal maka menulislah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional Indonesia

7 September 2022   17:17 Diperbarui: 7 September 2022   17:27 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raden Mas Soewardi soerjaningrat (Raden Mas Suwardi Suryaningrat) atau lebih di kenal dengan KI Hajar Dewantara beliau adalah seorang pendidik, aktivis, dan pahlawan revolusi kemerdekaan (1889 - 1959). 

Ki Hajar Dewantara adalah sosok pahlawan pendidik dengan julukan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang lahir pada 02 Mei 1889. Beliau diberi julukan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia karena jasa beliau di bidang pendidikan Indonesia pada masa penjajahan kolonial Belanda. 

Pada masa itu, KI Hajar Dewantara berani mengkritik dan menentang dengan tegas atas kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang hanya memperbolehkan keturunan Belanda dan orang kaya saja untuk mengenyam bangku pendidikan. Maka dari itu, atas kritikan tersebut KI Hajar Dewantara diasingkan di negri kincir angin (Belanda).

Baca juga: Goresan Rindu

Kesempatan diasingkannya tersebut, beliau manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendalami pendidikan dan pengajaran disana. Setelah pulangnya dari negeri Belanda pada tahun 1918 beliau fokus membangun pendidikan sebagai alat untuk perjuangan meraih kemerdekaan. 

Setelah kembali ke tanah air akhirnya pada tanggal 03 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara dan teman-temannya berhasil mendirikan sekolah bercorak Nasional dengan nama Taman Siswa. 

Dilain itu, beliau juga tetap aktif menulis dengan teman-teman pendidikan dan kebudayaan yang berwawasan kebangsaan. Karya - karya beliau yang mencapai ratusan buah ini menjadi dasar - dasar pendidikan nasional Indonesia. 

Pada pasca kemerdekaan beliau sempat menjadi mentri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan pertama di Indonesia. Pada tahun 1957 beliau juga meraih gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada. 

Dua tahun setelah itu, pada tanggal 28 April 1959 beliau wafat di Yogyakarta dan dimakamkan disana. Sebagai penghormatan atas jasa-jasa beliau terhadap dunia pendidikan tersebut, maka tepat pada tanggal lahir beliau pemerintah Indonesia menetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun