Era digital, era dimana semua informasi dapat diakses dan disebarluaskan dengan sangat mudah dan cepat. Di era digital ini kita sangat akrab dengan yang namanya media sosial dan mungkin kita tidak dapat dipisahkan dengannya. Dahulu sebelum media sosial ada, ketika kita ingin berinteraksi mau tidak mau kita harus bertatap muka secara langsung. Sekarang dengan adanya media sosial kita tidak perlu capek capek keluar rumah untuk dapat berinteraksi dengan sesama, dimana kita hanya memerlukan ponsel dan layanan internet.
Dalam proses interaksi dengan sesama tak hayal kita menemui suatu masalah yang diakibatkan oleh lisan. Kita semua pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah "mulutmu harimaumu". Seiring berkembangnya zaman istilah tersebut mempunyai sebuah gandengan yang tidak dapat dipisahkan yakni "jarimu harimaumu". Dari kedua istilah tersebut mengisyaratkan bahwa menjaga lisan tidak hanya dimulut saja melainkan jari jemari kita juga ikut dijaga. Memang agama islam itu fleksibel, lantas apakah kefleksibelan itu menjadi alasan kita untuk tidak menjaga lisan terutama pada era digital ini? Tentu tidak
Mengapa demikian?
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Abu Musa bahwa para sahabat bertanya, wahai Rasul, muslim manakah yang paling utama? Rasulullah pun menjawab yaitu muslim yang selamat dari lisan dan tangannya (HR. Bukhori).
Hadist diatas bisa dijadikan pegangan kita untuk menjaga lisan di era digital ini dimana yang berbicara tidak hanya mulut melainkan jari jemari kita juga ikut berbicara.
Lantas bagaimana cara menjaga lisan di era digital ini?
Perlu diketahui menjaga lisan pada era ini berbeda dengan menjaga lisan di era sebelumnya dimana kita hanya berfokus kepada menjaga mulut. Pada era ini kita memiliki tambahan untuk kita jaga yakni jari jemari. Tanpa kita sadari jari jemari kita dapat memunculkan sebuah masalah. Salah satunya akan muncul jika kita tidak bisa mengontrol diri dalam berkomentar. Ada etika dalam berkomentar dalam media sosial yakni yang pertama menggunakan bahasa yang sopan dan yang terpenting tidak menyakiti seseorang.
Lewat hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ
Artinya: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam." ( HR. Bukhari)
Hadist tersebut menjelaskan ketika kita sudah tidak bisa berkata baik dalam mulut maupun dalam berkomentar sebaiknya kita diam. Ada sebuah ungkapan bahwa diam itu emas.