Mohon tunggu...
Mohammad Ikhsan
Mohammad Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politik

Ingin menyampaikan sebuah opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Jejak Sang Revolusioner Mesir

11 Juni 2023   04:06 Diperbarui: 11 Juni 2023   04:19 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 19 September 1927, ia tiba di Isma’iliyah. Pada waktu itu, ia berusia 21 tahun dan baru tamat di Dar Al-Ulum. Di kota itu, beliau bertugas mengajar di sekolah pemerintah. Beliau sempat berpindah dari satu kota ke kota lain. Profesinya sebenarnya adalah menyerukan agar umat mengamalkan al-Qur’an dan berpegang teguh pada Sunnah Nabi Muhammad SAW. Lewat tangan beliau, Allah SWT memberi petunjuk kepada puluhan ribu mahasiswa, buruh, petani, pedagang dan berbagai golongan masyarakat. Pada tahun 1928, Hasan Al-Banna yang masih berusia 22 tahun. mendirikan organisasi AI Ikhwan Muslimun (IM) yang memiliki kemiripandengan gerakan YMMA.

Hasan Al-Banna mendirikan organisasi ini karena tidak puas terhadap YMMA yang hanya terjebak pada persoalan politik. Dalam memimpin Al-Ikhwan ia memadukan konsep guru sosial dengan guru sufi. Menurutnya, guru sufi memiliki keterbatasan pengaruh di masyarakat namun guru sosial tidak. Oleh karena itu, keduanya harus dipadukan dengan mendirikan IM. Setelah tiba di Ismailiyah, IM didirikan oleh Hasan Al-Banna karena ia melihat adanya dominasi asing, para manejer Eropa hidup mewah di bungalow, namun penduduk pribumi hidup dalam keprihatinan di gubuk-gubuk yang menyedihkan. Oleh karana itu, Hasan Al-Banna melakukan reformasi namun ia tidak melibatkan diri dengan gerakan Islam lokal. Model gerakan Islam lokal adalah melakukan kegiatan keagamaan di Mesjid dan melakukan ceramah di Kedai kopi.

Setelah Hasan Al-Banna kembali ke Kairo, ia memboyong gerakan IM ke sana sehingga IM menjadi gerakan nasional di Mesir pada 1932. Setelah sepuluh tahun kemudian, organisasi tersebut telah mempunyai pers sendiri. Pada 1936, Hasan Al-Banna mulai mengintegrasikan gerakan IM dengan cara mengirimkan surat kepada raja, perdana menteri dan penguasa Arab lainnya. Dua tahun kemudian, ia menyerukan kepada Mesir untuk membubarkan partai politik karena tindakan korup yang mereka lakukan. Gerakan IM semakin mendapat tempat di hati umat Islam, ketika pasukan IM maju ke medan perang Arab-Israil. Kiprah IM ini semakin siap untuk menjadi gerakan politik.

Pada 1948, IM dibubarkan oleh pemerintah republik Mesir. Pembubaran itu berawal dari kesenjangan kordinasi gerakan ini dengan pemerintah Mesir. Puncaknya adalah terbunuhnya Hasan Al-Banna pada 14 Rabi’ul Akhir 1367 Hijriah, bertepatan dengan 12 Februari 1949 Masehi oleh agen-agen dinas rahasia pemerintah Mesir.

Hasan Al-Banna banyak menuangkan pemikirannya dalam bentuk buku atau risalah, seperti al’Aqa’id, Ushul al ‘Isyrin, dan Majmu’at al rasa’il. Ketiga buku tersebut merupakan buku-buku utama yang menjadi panduan bagi pengikut AlIkhwan sampai sekarang. Hasan Al-Banna mengaplikasikan pemikirannya secara langsung dalam bentuk gerakan. Oleh karena itu, kareteristik pemikirannya hanya dapat terlihat dengan jelas dengan memahami corak gerakan Hasan Al-Banna. Pola khas dari gerakan Hasan Al-Banna difokuskan pada menghidupkan hakikat iman kepada Allah SWT, iman kepada hari akhir dan merawat dengan sungguh-sungguh segala yang diturunkan dari Alah SWT.

Penulis menyimpulkan bahwa Tampilnya Hasan Al-Banna dalam sejarah tidak dapat dilepaskan dari konteks krisis sosial politik yang melanda Khilafah Turki yang runtuh pada tahun 1924 dan monarki Mesir. Ia merespon kondisi tersebut dengan pemikiran (teori) dan Gerakan (praktek) yang didasari dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dasar pemikiran Hasan AlBanna adalah Islam merupakan agama universal yang meliputi segala aspek kehidupan dan sebagai pedoman hidup (view of life) yang menjadi azas dalam segala sistem kehidupan. Sementara Gerakan IM merupakan bentuk praktek dari gagasan politik Hasan Al – Banna .Dengan kata lain, organisasi IM merupakan sarana untuk memperjuangkan gagasan Hasan Al-Banna tentang kewajiban memperjuangkan Kekhalifahan. Dalam perspektif Hasan Al – Banna , Khilafah hanya melaksanakan fungsi kordinatif antara sesama negara-negara muslim dalam menerapkan ajaran Islam. Berdasarkan penjelasan di atas, pemikiran politik Hasan Al-Banna dikategorikan sebagai pemikiran politik tradisional modernis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun