Ilustrasi - data karya ilmiah (Shutterstock)
Hari Jumat (23/10) lalu, saya menghadiri rapat panitia Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015, di gedung D Kemdikbud. Saya menyampaikan usulan teman-teman guru di IGI agar panitia meninjau kembali sistem penilaian karya ilmiah berdasar jumlah tanda suka/like. Apalagi jika bobotnya sangat besar, mencapai 40 persen. Sebab di sini ada potensi kecurangan, di mana peserta bisa menempuh cara-cara yang kurang fair demi mendulang jumlah vote sebanyak-banyaknya. Tulisan ini dibuat untuk melengkapi usulan yang sudah saya kemukakan via lisan dalam rapat tersebut, dan berharap panitia menindaklanjutinya. Sengaja juga saya publikasikan terbuka agar menjadi warning bagi para calon peserta simposium.
Tahun ini, pada puncak peringatan hari guru, Kemdikbud menggelar Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015, pada tanggal 23-24 November 2015 (sebelumnya dipublikasikan tanggal 24-25 November 2015). Para guru dan tenaga kependidikan (GTK) diundang mengirimkan karyanya, baik berupa karya tulis ilmiah maupun inovasi pembelajaran. Sebanyak 200 karya terbaik akan diundang untuk mempresentasikan gagasannya, dan nanti pemenangnya akan mendapatkan beragam hadiah. Mulai dari hadiah uang tunai, sertifikat dari presiden, kesempatan magang di luar negeri, hingga beasiswa S2. Informasi lebih detil bisa dilihat di: http://simposiumguru2015.kemdikbud.go.id/
Gayung pun bersambut. Pendaftar terus mengalir. Saat tulisan ini dibuat, jumlahnya tercatat 713 peserta karya, 2.123 peserta umum, dan 96.959 pengunjung. Karena pendaftaran dibuka hingga 10 November 2015 nanti, jumlah pendaftar ini akan terus bertambah. Pergerakan jumlah pendaftar bisa dipantau di: http://simposiumguru2015.kemdikbud.go.id/harlin/
Karya ilmiah yang masuk akan dinilai menggunakan 2 mekanisme. Pertama, penilaian secara akademik, dengan bobot 60%. Kedua, penilaian dengan pelibatan publik atau masyarakat, bobot 40%, caranya dengan meng-klik ikon bintang tanda suka/like terhadap karya tulis ilmiah yang telah dibaca atau ditonton (lihat: Informasi Penilaian Karya, poin 9 dan 10).
Yang jadi soal, penilaian dengan pelibatan publik itu sangat rawan dimanipulasi. Ini adalah beberapa catatan yang saya rekam dari diskusi para guru di grup Facebook “Ikatan Guru Indonesia”, antara lain sebagai berikut:
1. Mekanisme pemberian like mudah dimanipulasi.
Siapa saja yang DAFTAR lalu LOGIN, bisa memberikan tanda like pada karya tertentu. Nah, prosedur daftarnya itu terlalu simple, hanya perlu memasukkan NAMA LENGKAP, ALAMAT EMAIL, PASSWORD. Dalam faktanya, tanpa memasukkan alamat email yang diminta atau menggunakan alamat email palsu juga bisa daftar dan login. Perhatikan gambar ini, hasil capture dari web Kemdikbud. Nampal ada yang menggunakan identitas alamat@palsu. Ada juga email jadi-jadian seperti p@gmail.com, q@gmail.com, r@gmail.com, dan seterusnya.
2. Asal vote. Vote asal-asalan