sepuluh tahun yang lalu
kita hanyalah sepasang monyet nakal
bersigelayut setiap jam istirahat di dedaunan jeruk manis itu
di pelataran sd negeri dua bakaldjulu
sementara di kelas
kita adalah dua keping bara bintang
yang menggemerlapi buku harian guru kelas pak hutauruk
sepuluh tahun yang lalu
di bawah keteduhan pohon jeruk manis itu
kau pernah jadi maharani kecil
dan aku pangeran gagah
siap menerima piagam kehormatan dari kepala sekolah
(ingatkah kau penobatan para juara itu?)
sepuluh tahun yang lalu
suatu pagi di pelukan agustus biru tujuh dua
kelas enam itu akhirnya kehilangan mahkota
sementara seorang pangeran kehilangan mutiara dari dasar lautnya
: selamat tinggallah desa hijau yang damai itu!
: selamat datang di hiruk pikuk kota yang lebam!
sepuluh tahun kemudian
kita tak lagi sepasang monyet nakal
kau telah dara anggun
dan aku pria dua dua
aku ingin jadi pangeran lagi seperti dulu
dan kau maharani sungguhan
lalu kita mengucap salam "selamat pagi, pak hutauruk!"
kutunggu di pintu roma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H